Seberapa banyak soal yang bisa kamu jawab sendiri ? Waktu itu saya masih berpikir bagaimana supaya si siswa tidak malu dihadapan teman-temannya. Akhirnya saya putuskan untuk mengambil hp nya,dan menyuruhnya duduk di kursi saya mengerjakan soal yang belum terjawab.
Ternyata sikapnya bukan menunjukkan rasa terimakasih melainkan sikap melawan dengan segala ekspresi yang ditunjukkannya. Dia duduk bermalas-malasan dan tidak mengerjakan ujiannya.Â
Untuk beberapa waktu saya biarkan sampai teman-temannya mengumpulkan lembar jawaban. Waktu sudah habis,ketika saya menanyakan mengapa tidak dikerjakan jawabannya singkat padat dan jelas " MALAS"
Pengalaman ini memberi sebuah pelajaran yang sangat berharga bagi saya. Mengatakan suatu kebenaran memang sulit dan tidak enak. Tidak enak karena saya akan menerima respon yang tidak baik. Sama hal nya ketika menegur orang yang bersalah resikonya di diamkan,dicuekin,di ceritakan bahkan mencari kesalahan orang yang menegur.Â
Demikian juga ketika tinggal dalam situasi nyaman,nyaman dengan sikap yang acuh tak acuh atau cuek terhadap orang lain. Tanpa disadari sikap ini menjadi tembok pembatas antara dirinya dengan yang lain.Â
Situasi seperti ini sering saya jumpai dalam kehidupan sehari-hari,baik dirumah ataupun ditempat kerja. Dan kebenaran tetaplah sesuatu yang sifatnya real,sementara yang enak hanya sementaraÂ
Meskipun risikonya berat,semoga saya tetap mampu untuk mengatakan yang benar.