Mohon tunggu...
Sr. Gaudensia Habeahan OSF
Sr. Gaudensia Habeahan OSF Mohon Tunggu... Guru - Biarawati
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hidup ini indah, seindah saat kita dapat berbagi dengan sesama

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Berani Meninggalkan Zona Nyaman

16 Agustus 2020   14:01 Diperbarui: 16 Agustus 2020   13:59 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjadi sibungsu atau sibontot dalam satu keluarga adalah salah satu yang paling menyenangkan, karena curahan kasih dan perhatian baik dari orangtua, kakak, abang,  tertuju padanya.

Inilah yang pernah terjadi dikeluarga saya. Kami ada 6 orang bersaudara,2 laki-laki dan 4 perempuan, saya anak ke -5 dan satu lagi adik saya perempuan.

Ketika kami meminta sesuatu kepada adik bungsu kami ini, entah menyuruhnya melakukan sesuatu atau mengambil sesuatu, atau membawakan sesuatu, jawaban yang paling sering dilontarkan nya adalah "saya tidak bisa",atau saya tidak mau.  Akhirnya mau tidak mau saya atau yang lain mengambil alih pekerjaan itu. 

Pengalaman kecil ini sering menimbulkan rasa cemburu dalam diri saya, karena saya ingin juga lah dimanja seperti adik itu. Dan memang sekali-sekali saya diberi perhatian dan dukungan untuk mengatakan bahwa saya tidak bisa, meskipun sebenarnya saya sanggup melakukan hal yang diminta tersebut. 

Setelah saya masuk biara, suatu ketika seorang suster meminta saya untuk membuat kartu natal, kartu ini hendak dikirimkan ke komunitas -komunitas para suster yang lain. Dengan spontan saya menjawab suster itu,"Saya tidak bisa suster ". 

Suster itu memanggil saya,memegang tanganku katanya "jika kamu diminta untuk melakukan sesuatu,jangan katakan tidak. Tapi jawablah, "saya akan coba atau saya akan usahakan ". 

Karena dengan mengatakan tidak, kamu telah mengubur dalam-dalam apa yang menjadi bakatmu, kemampuanmu, sementara ketika engkau mengatakan "saya akan mencoba", pada saat itu jugalah kamu menguji kemampuan. 

Dengan demikian kamu semakin mengenal kemampuanmu, mengenal siapa dirimu. Mana yang perlu ditingkatkan dan mana yang perlu untuk dipangkas  (Diperbaiki ). 

Akhirnya saya menerima tawaran itu dan ternyata memang saya bisa melakukan hal itu. Dan itu menjadi pengetahuan dan kemampuan yang baru kutemukan dalam diriku. 

Teman-teman terkadang kita susah untuk meninggalkan zona nyaman kita, kita merasa at home dengan apa yang sudah kita miliki, kita nyaman dengan situasi yang membuat kita menjadi pribadi -pribadi yang biasa saja. 

Sementara ketika kita berani meninggalkan zona nyaman kita, ada begitu banyak kemungkinan yang bisa membuat kita lebih berkembang. Atau bisa saja kita mendapatkan peluang yang besar untuk memulai sesuatu yang baru. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun