Mohon tunggu...
Gatot Swandito
Gatot Swandito Mohon Tunggu... Administrasi - Gatot Swandito

Yang kutahu aku tidak tahu apa-apa Email: gatotswandito@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Ketimbang Tantang Tempur Lapangan, Mending Benny Ramdhani Belajar Strategi Amplifikasi Program pada Kominfo

29 November 2022   15:06 Diperbarui: 29 November 2022   15:23 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Saya titip, saya titip, saya titip kita semua menjaga stabilitas politik. Setuju? Jangan sampai ada yang gesekan, hindari Jangan sampai ada yang benturan. hindari. Jangan sampai ada yang apalagi mengadu domba. Hati-hati," kata Jokowi saat meresmikan pembukaan Bahaupm Bide Bahana Tariu Borneo BangkuleRajakng di Pontianak seperti disiarkan akun YouTube Sekretariat Presiden.

Jokowi memang perlu menyampaikan pesan perdamaiannya. Pasalnya, dari sekian banyak blunder yang terjadi pada acara Nusantara Bersatu, ucapan "tempur lapangan" yang keluar dari mulut Benny Ramdhani memang yang memiliki daya rusak paling tinggi. Tidak mengherankan bila sejumlah elit relawan Jokowi dan juga elit PDIP kompak mengecam acara Nusantara Bersatu dan "tempur lapangan" yang dilontarkan oleh Benny..

Tempur Lapangan karena Kurang Amplifikasi Program 

Jika dicermati, sesungguhnya ada satu bagian yang menarik dari keluh-kesah yang diluapkan oleh Benny Ramdhani. 

Benny menyarankan kepada Jokowi untuk mengamplifikasi program-program dan keberhasilan pemerintah Jokowi melalui kementerian koordinasi.

"Sarannya adalah amplifikasi program-program dan keberhasilan Bapak melalui Kemenko," saran Benny kepada Jokowi.

Saran itu disampaikan Benny lantaran ia merasa serangan kelompok yang dianggapnya lawan masih berlangsung meski Jokowi sudah ditetapkan sebagai pemenang Pemilu Presiden 2019.

Benny Ramdhani benar. Serangan (diksi yang digunakan oleh pendukung Jokowi) masih terus membombardir setelah masa pemilu usah sejak tiga tahun lalu. Tetapi, Benny salah besar jika pemerintah harus menanggapi serangan atau kritikan dengan melancarkan perang lapangan atau perang secara fisik.

Presiden hasil sebelum Jokowi pun, yaitu Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono, mendapat serangan dan kritikan, bahkan ancaman. Namun keduanya tidak mengeluarkan ancaman akan melancarkan perang fisik terhadap para pengkritiknya.

Meski Kerap Dihantam Serangan, "IPK" Kominfo tetap Memuaskan

Mungkin, Benny mengatakan kurangnya amplifikasi program-program pemerintah karena kurang melakukan pengamatan. Sebab, jika ia mengamati strategi Kementerian Komunikasi dan Informatika pasti ia tidak mengatakannya, apalagi sampai melontarkan "tempur lapangan" hanya karena pemerintah banyak mendapatkan kritikan.

Jika memperhatikan media sosial, khususnya Twitter, Kominfo kerap mendapatkan banyak kritikan, bahkan hujatan serta makian, Menariknya lontaran-lontaran negatif yang ditembakkan ke arah Kominfo bukan melulu datang dari kelompok yang mengaku sebagai oposisi, tetapi juga kalangan intelektual, aktivis, bahkan pendukung militan Jokowi sendiri.

Meskipun demikian, Kominfo berhasil mengamplifikasi program-program serta keberhasilan-keberhasilannya dengan strategi komunikasi yang baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun