Sebagaimana yang pernah dikatakan Jenderal Sudirman, "Siapkan 10 peluru dalam senjata. Satu peluru untuk musuh. Sembilan peluru untuk pengkhianat.
Benar atau Salah, Informasi Bjorka Justru Kokohkan Posisi Johnny Plate
Sesuai konstitusi, sebagai Presiden Republik Indonesia, Jokowi memiliki hak prerogatif untuk mengangkat dan memberhentikan menteri, dengan atau tanpa alasan.
Seorang menteri, meskipun berkinerja baik dan memiliki kedekatan dengan presiden, dapat diberhentikan kapan pun. Dan, presiden tidak memiliki kewajiban untuk mengungkap alasannya.
Begitu juga dengan Menkominfo Johnny G Plate, sekalipun pria asal Roteng, NTT, ini telah membuktikan sederet keberhasilannya, Jokowi dapat memecatnya kapan saja, dengan atau tanpa alasan.
Dalam kasus peretasan data yang semakin marak, meskipun menurut konstitusi penanggung jawab adalah Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) bukan Kominfo, Jokowi dapat memecat Johnny G Plate dari posisinya sebagai Menkominfo sesuai kepentingan politiknya.
Katakanlah, kinerja Johnny Plate dalam menahkodai Kominfo dinilai benar-benar buruk. Karena penilaian ini, Johnny layak untuk dipecat.Â
Tapi, pemecatan Johnny G Plate setelah Bjorka mengunggah informasinya sama saja dengan mengumumkan adanya pengkhianat di dalam Istana. Karena alasan ini, Jokowi tidak mungkin memecat Johnny Plate.
Dengan demikian, setelah 15 September 2022, posisi Johnny sebagai menkominfo justru semakin menguat.
Lebih dari itu, pemecatan Johnny G Plate setelah 15 September 2022 Â bisa juga dianggap sebagai bentuk kekalahan Jokowi dalam perang siber melawan Bjorka.Â
Dengan kata lain, pemerintah Jokowi mengibarkan bendera putih, takluk oleh seorang penjahat.
Kapanpun Jokowi benar-benar berencana memecat Johnny G Plate, rencana tersebut sudah terlambat dieksekusi.