Mohon tunggu...
Gatot Swandito
Gatot Swandito Mohon Tunggu... Administrasi - Gatot Swandito

Yang kutahu aku tidak tahu apa-apa Email: gatotswandito@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Data SIM CARD Bocor: Media Main "Blender", Menkominfo Johnny G Plate Dibuli Warganet

5 September 2022   12:08 Diperbarui: 5 September 2022   12:22 647
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejak Sabtu, 3 September 2022,  Menkominfo Johnny G Plate jadi bulan-bulanan netizen. Lagi dan lagi, Johnny dan kementerian yang dipimpinnya dibuli. Tak sedikit yang membuli keduanya dengan kata-kata yang terbilang kasar dan jorok.

Berawal dari Pembobolan Data Registrasi SIM Card Prabayar

Pembulian terhadap Menkominfo Johnny G Plate dan Kominfo kali ini berawal dari kebocoran 1.3 miliar data registrasi SIM card prabayar. Data tersebut dijual oleh akun bernama Bjorka di forum breached.to. 

Sebagai sampel Bjorka memajang 1.5 juta data yang berhasil digondolnya dari 2017 sampai 2020. Dari sampel yang dipajang Bjorka, diketahui data curian tersebut berasal dari operator seluruh telekomunikasi di Indonesia, di antaranya Telkomsel, Indosat, Tri, XL, dan Smartfren

Pendaftaran atau registrasi SIM card prabayar sendiri diwajibkan oleh pemerintah berdasarkan Peraturan Menteri Kominfo Nomor 12 Tahun 2016 Tentang Registrasi Pelanggan Jasa Telekomunikasi. Peraturan yang kemudian diubah pada 2017 ini mewajibkan masyarakat untuk mendaftarkan kartu prabayar.

Menurut Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) ketika itu, Rudiantara, aturan registrasi ini bertujuan untuk meminimalisir penyalahgunaan nomor pelanggan prabayar, seperti untuk penipuan, penyebaran konten negatif atau hate speech.

Di sisi lain, berdasarkan Surat Edaran Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) Nomor 01 Tahun 2018 dan Surat Ketetapan BRTI No. 3 Tahun 2008, satu KTP bisa melakukan registrasi tiga nomor kartu SIM untuk tiap operatornya. Karena SE BRTI inilah nomor prabayar yang aktif di Indonesia tercatat sebanyak 1.3 miliar.

Terjadinya kebocoran 1.3 miliar data registrasi SIM card prabayar inilah yang kemudian ditanyakan oleh awak media kepada Menkominfo Johnny G Plate usai konferensi di Forum Digital Economy Working Group (DEWG) Presidensi G20 Indonesia, di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, pada 3 September 2022.

Benarkah Untuk Lindungi Data Bocor, Menkominfo Johnny G Plate Himbau Masyarakat Jaga NIK Masing-masing?

Mendapatkan pertanyaan wartawan tersebut, Menkominfo Johnny G Plate menjawabnya secara panjang lebar.

Dari sejumlah media, Johnny Plate menjawab "Saya minta, kita jaga betul privasi data pribadi melalui NIK kita. Jangan sampai kita gunakan tidak dibawa kontrol kita. Jadi, diberikan NIK itu hanya untuk hal-hal yang betul dipercaya dan dibutuhkan, sehingga harus ada tanggung jawab kita kepada NIK sendiri."

Selain itu, Menkominfo juga menghimbau masyarakat untuk selalu mengganti password.

"Kita punya platform-platform digital dan semua di perangkat kita harus selalu kita ganti password-nya, one time password itu harus selalu diganti, sehingga kita bisa jaga agar tidak bisa diterobos. Kalau kita tidak menjaganya dan ada kebocoran karena kelalaian kita, ini jadi soal yang besar karena data ini begitu pentingnya."

Jawaban Johnny Plate itulah yang membuat warganet bereaksi, mulai dari yang protes keras, mencela, sampai nyinyir.

Jika hanya membaca judul yang dituliskan media, seperti "Data SIM Card Bocor, Johnny Plate Sebut Masyarakat Harus Jaga NIK Masing-masing" atau "Kebocoran Data Pribadi Terjadi Lagi, Johnny Plate: Masyarakat Harus Sering Ganti Password", reaksi warganet terhadap pernyataan Menkominfo pasti negatif.

Ibaratnya, ada seorang satpam perumahan yang memerintahkan pemilik rumah untuk menjaga rumahnya masing-masing dan sering mengganti kunci rumah setelah terjadi pencurian di salah satu rumah yang dijaganya.

2 Konteks yang "Diblender" Jadi Satu

Tetapi, jika membaca jawaban Johnny Plate secara utuh, pembaca juga akan menemukan jawaban tentang kebocoran 1,3 milyar data registrasi SIM card prabayar. 

Dan, jika mendengar rekaman audio tanya-jawab antara wartawan dan Menkominfo Johnny G Plate yang diterima penulis, diketahui ada tiga konteks pernyataan Johnny G Plate. 

Pertama tentang kebocoran 1.3 miliar data registrasi SIM card. Kedua tentang himbauan menjaga NIK dan mengganti password secara berkala, Dan, ketiga, langkah strategis Indonesia dan negara-negara G20 untuk secara bersama-sama melindungi data pribadi.

Dari rekaman diketahui bila Johnny lebih dulu memberikan jawaban tentang kebocoran 1,3 milyar data registrasi SIM card prabayar.

Jawaban Menkominfo tersebut adalah bahwa pihak Kominfo telah menelusuri letak potensi kebocoran data berada. Ditambahkan olehnya, Kominfo juga akan menganalisis apakah kebocoran itu relevan dengan data terkini. 

"Jika ditemukan ada potensi, maka kita akan lakukan audit teknologi security atau enkripsi di penyelenggara sistem elektronik itu," kata Johnny.

Setelah menjawab tentang isu kebocoran data, barulah Johnny G Plate memberikan menghimbau masyarakat untuk menjaga NIK masing-masing dan mengganti password secara berkala. 

Namun, kendati diucapkan lebih dulu, oleh media jawaban Johnny G Plate tentang kebocoran 1,3 milyar data registrasi SIM card prabayar.tersebut dituliskan pada paragraf-paragraf terakhir. 

Dalam penulisan berita straight news berstruktur piramida terbalik, paragraf-paragraf terakhir bukan merupakan bagian terpenting. Karena dianggap tidak penting, banyak pembaca yang tidak membacanya, apalagi menyimaknya.

Sayangnya, jawaban Menkominfo Johnny G Plate yang ditempatkan di paragraf-paragraf terakhir tersebut dijadikan induk kalimat pada judul dan himbauan Menkominfo dituliskan sebagai anak kalimat pada judul.

"Blenderan" atau pencampuran dua konteks menjadi satu kalimat pada judul memang membuat pembaca tertarik untuk mengklik. 

Namun patut disayangkan juga, "blenderan" konteks kebocoran 1,3 milyar data registrasi SIM card prabayar dan himbauan kepada masyarakat untuk menjaga NIK masing-masing serta mengganti password secara berkala tersebut bukan hanya dituliskan pada judul. 

Jika membaca sejumlah media, "blenderan" dua konteks pernyataan Menkominfo Johnny G Plate juga ditemukan pada paragraf pertama. Dan, dalam struktur piramida terbalik, paragraf pertama merupakan bagian yang terpenting karena mengandung seluruh isi berita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun