Dengan melakukan tes PCR di Rusia dan dilakukan oleh tenaga medis Rusia, dengan sengaja, langsung ataupun tidak, Jokowi telah menyerahkan rahasia negara yang seharusnya dijaganya dengan jiwa dan raganya dan nyawa taruhannya.
Demi Bangsa dan Negara, Posisi Jokowi di G20 Sebagikanya Diganti Rocky Gerung
Putin dikenal sebagai pemimpin yang blak-blakan. Saat menghadiri KTT G20 di Turki pada 16 November 2015, Putin menyebut ada 40 negara pendana ISIS. Beberapa negara pendonor ISIS tersebut, kata Putin, tengah menghadiri KTT G20 Turki.
Tidak berhenti di situ, Putin pun kemudian mengungkapkan data intelijen yang dimilikinya. Data intelijen itu berupa foto udara yang menunjukkan dengan sangat jelas skala perdagangan ilegal produk minyak oleh ISIS.Â
Meski, dalam pidatonya Putin tidak menyebut satu pun negara yang dimaksudnya. namun pidato tersebut telah memanaskan puncak pertemuan G20.
Gegara pidato itu, Presiden Amerika Barack Obama terpaksa mengajak Putin bicara langsung di satu ruangan selama hampir satu jam.
Jika Putin mengulangi ulahnya, suasana KTT G20 2022 bisa lebih panas dari KTT G20 2015. Terlebih jika Zelenskyy juga hadir. Keduanya, Putin dan Zelenskyy, bisa saling lempar sindiran yang memerahkan daun telinga. Dan, bisa dipastikan Biden, Johnson, Macron, Draghi  akan melibatkan diri. Begitu juga dengan kepala-kepala negara pro Rusia.
Bisa-bisa perang dunia ketiga justru pecah gegara kegagalan Indonesia dan Jokowi dalam berkomunikasi. Preseden pesan Zelenskyy dan preseden Draghi vs Putin merupakan peringatan bagi Indonesia.Â
Dalam situasi seperti itu, kemampuan berkomunikasi Jokowi sebagai tuan rumah G20 akan diuji. Celakanya, jika berkaca dari lawatan Jokowi ke Ukraina dan Rusia serta kehadirannya sebagai undangan di G7, kemampuan berkomunikasi Jokowi sama sekali tidak bisa diandalkan. Begitu juga kemampuan Jokowi dalam berdiplomasi.
Seperti saat menyambangi Putin yang malah membuat konflik Rusia-Ukraina semakin memanas, dikhawatirkan suasana G20 di Bali justru semakin tidak terkendali bila Jokowi coba-coba menjadi penengah.
Untuk mencegah insiden yang tidak diinginkan, tidak ada salahnya jika posisi Jokowi untuk sementara waktu digantikan oleh figur yang memiliki kemampuan berkomunikasi di atas rata-rata.
Salah satu figur yang bisa menggantikan Jokowi adalah Rocky Gerung. Rocky bukan saja memiliki kemampuan luar biasa dalam mengucapkan hasil kerja otaknya.