Mohon tunggu...
Gatot Swandito
Gatot Swandito Mohon Tunggu... Administrasi - Gatot Swandito

Yang kutahu aku tidak tahu apa-apa Email: gatotswandito@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Gatot Nurmantyo Plinplan sampai Khianati "His-Story-nya" Sendiri

17 Maret 2021   13:06 Diperbarui: 17 Maret 2021   13:09 1314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gatot Nurmantyo (Sumber: Kompas.com)

"Saya kira motif dia motif yang baik ya, dia mengetahui banyak tentang situasi dan dapat dikatakan ada alternatiflah. Jangan cuma Mr M saja, sapa tahu saya bisa karena saya sahabatnya. Dia mengatakan, 'ini gak bisa lagi pasti terjadi'," katanya 

Masih menurut Gatot, niat baik kader Demokrat yang mendatanginya itu dimaksudkan untuk menyelamatkan Partai Demokrat.

"Hanya dia ingin menyelamatkan bahwa partai yang pernah ikut dia lahirkan menjadi besar begitu aja. Mungkin dia punya pertimbangan-pertimbangan sendiri," ujarnya.

Bila Gatot menganggap kader Demokrat yang mengajaknya mengambil alih pucuk pimpinan Partai Demokrat dari tangan AHY memiliki niat baik, berarti kader-kader Demokrat yang mengajak Moeldoko mengkudeta AHY pun seharusnya dianggap memiliki niat baik. 

Dan, kalau Moeldoko pada akhirnya mengikuti ajakan yang berdasarkan niat baik tersebut, berarti tindakan Moeldoko pun dilandasi oleh niat yang juga baik.

Gatot mengatakan kudeta terhadap AHY dimaksudkan untuk menyelamatkan Partai Demokrat.  Dengan begitu, tindakan Moeldoko pun dimaksudkan untuk menyelamatkan Partai Demokrat. "Menyelamatkan" pastinya berkonotasi positif. Artinya, tindakan Moeldoko juga berkonotasi positif.

Dari sini terbaca kemenduaan sikap Gatot Nurmantyo. Bila kader Demokrat yang mengajaknya menggulingkan AHY dinilai bermaksud baik, sebaliknya bila kader Demokrat yang mengajak Moeldoko dianggapnya bermaksud buruk. Dan, bila dirinya yang merebut Ketum Demokrat, Gatot menilainya sebagai upaya penyelamatan. Sebaliknya, bila Moeldoko yang melakukanya, Gatot memandangnya sebagai upaya kebalikannya.

Dengan dualisme sikapnya itu, Gatot Nurmantyo justru telah mengkhianati pernyataannya sendiri. Sikap dualisme ini juga sangat tidak mencerminkan jiwa prajurit yang dikenal akan ketegasannya. Tetapi, untungnya, sikap dualisme Gatot tersebut tidak merepresentasikan prajurit TNI.

Skenario SBY Ghosting Moeldoko (Sebuah Spekulasi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun