Mohon tunggu...
Gatot Swandito
Gatot Swandito Mohon Tunggu... Administrasi - Gatot Swandito

Yang kutahu aku tidak tahu apa-apa Email: gatotswandito@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Sebelum Hapus Artikel, Baiknya Admin Baca Tulisan Leluhur Kompasiana Ini

12 Maret 2021   19:05 Diperbarui: 12 Maret 2021   19:12 668
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Surat Cinta Admin (Dok. Pri)

Sesuai ketentuan Kompasiana, kami menghapus postingan Anda yang berjudul "BIN dan Jokowi memang Terlibat dalam Konflik Demokrat" karena diragukan kebenarannya, dengan atau tidak sengaja, dengan maksud apapun.

Kompasianer yang melakukan pelanggaran dan mengalami penghapusan artikel maksimal 5 kali, dapat terkena sanksi pembekuan akun secara otomatis tanpa pemberitahuan sebelumnya.

Terima kasih,

Moderator Kompasiana.

Begitu  bunyi pesan yang dikirim admin Kompasiana.

",,,karena diragukan kebenarannya, dengan atau tidak sengaja, dengan maksud apapun."

Bingung membaca alasan admin itu. Pasalnya, artikel yang saya tulis bukan reportase yang berisikan informasi, tetapi pendapat atau opini yang berdasarkan informasi dan UU No 17/2011.

Kalau artikel saya tersebut berkontenkan informasi, bolehlah admin menghapusnya dengan alasan tersebut. Karena informasi nafasnya TRUE atau FALSE/HOAX. 

Tetapi, opini ujung-ujungnya RIGHT atau WRONG. 

Setahu saya, kalaupun opini saya tersebut dinilai WRONG, admin tidak berhak menghapusnya. Karena admin, setahu saya, bukan hakim yang memutuskan sebuah opini RIGHT atau WRONG lalu menjatuhkan vonis dengan menghapus sebuah artikel.

Sebagai warga Kompasiana, pegangan saya dalam menulis opini adalah tulisan "Soal Benar-tidaknya Analisis Itu Urusan Belakang" yang diposting oleh Pepih Nurgraha pada 17 Juni 2015.

Leluhur Kompasiana itu menulis, 

"soal benar-tidaknya analisis itu urusan belakang", poinnya bagi warga penulis adalah; JANGAN TAKUT BERPENDAPAT!

Jangankan pendapat warga yang merujuk pada media yang sudah termuat, pendapat pakar saja bisa keliru. Ini bukan berarti pendapat warga "ngasal", tetap harus memegang etika dan merujuk pada referensi. Hal yang sangat saya sayangkan atas tulisan Heru Andika yang tulisannya banyak dibaca orang itu, bukan karena minim referensi, tetapi tulisan itu sama-sekali TANPA MENYERTAKAN RUJUKAN. Kesannya bagi pembaca, termasuk saya, seperti dongeng, spekulasi, atau karangan yang digubah sendiri (tanpa bermaksud mengecilkan usaha Heru Andika). Mungkin kalau saja ia menyertakan rujukan atau sumber dari mana datangnya cerita, tulisannya akan lebih bisa dipertanggungjawabkan.

Apakah admin menilai artikel saya yang dihapus itu tidak menyertakan rujukan yang jelas?

Dalam setiap artikel saya selalu merujuk pada informasi atau peristiwa yang diberitakan media yang terdaftar di Dewan Pers.

Kalaupun artikel yang saya tulis merujuk pada akun Twitter, akun tersebut sudah saya pastikan milik atau dikelola oleh tokoh yang bersangkutan, bukan akun kloningan. Kepastian tersebut saya dapatkan bukan saja dari interaksi antar akun tokoh yang saya rujuk, tetapi juga informasi dari media yang mengutip pernyataan si tokoh dari akun medsosnya.

Soal UU No 17/2011 yang saya rujuk pun bisa dengan mudah ditemukan di website-website institusi resmi negara.

Lantas, apakah opini saya yang tulis berdasarkan sejumlah rujukan itu dianggap diragukan kebenarannya, dengan atau tidak sengaja, dengan maksud apapun sehingga admin menghapusnya?

Artikel opini pastilah diposting karena si penulis ingin menyampaikan opini/pendapatnya. Tulisan opini tidak bisa lepas dari faktor subyektifitas penulisnya. Karenanya penulis opini berhak atas 100 persen subyektifitasnya.

Jadi menurut subyektifitas saya selaku penulis opini yang berdasarkan sejumlah rujukan yang saya sertakan, BIN dan Jokowi memang terlibat dalam konflik Demokrat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun