Mohon tunggu...
Gatot Swandito
Gatot Swandito Mohon Tunggu... Administrasi - Gatot Swandito

Yang kutahu aku tidak tahu apa-apa Email: gatotswandito@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

(Skandal Jiwasraya) "Tangan-tangan" Ical

14 Juli 2020   11:37 Diperbarui: 14 Juli 2020   11:42 2174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aburizal Bakrie bisa disebut sebagai kombinasi pengusaha-politisi yang sempurna di Indonesia. Sebagai salah seorang konglomerat dengan sejumlah perusahaan besar yang bergerak di berbagai sektor, pria berumur 73 tahun yang akrab disapa Ical ini pernah menduduki pucuk pimpinan tertinggi Partai Golkar. 

Tangan-tangan yang Bawa Bakrie ke Pucuk Beringin. 

Ketika Ketua Umum DPP Partai Golkar Jusuf Kalla (JK) sibuk berkampanye sebagai Capres 2009-2014, Ical bersama Akbar Tanjung dan Agung Laksono justru bergerilya menggalang dukungan dari kader-kader muda Golkar.

Meski mengelak dituding melakukan penggembosan terhadap JK, ketiga senior partai beringin yang dikenal dengan sebutan Trio Alpha itu berhasil merusak konsentrasi kampanye JK. Ketiganya berdalih konsolidasi partai tersebut dilakukan untuk mengantisipasi bila Munas Golkar dipercepat atau Munaslub Golkar dilakukan.

Kepada media salah seorang peserta konsolidasi mengakui bila Munas Golkar akan digelar bila pasangan JK-Wiranto yang diusung Golkar dan Hanura kalah dalam kompetisi Pilpres 2009.  

"Bila JK-Wiranto kalah dalam pilpres, baik bila pilpres berlangsung hanya satu putaran atau dua putaran, maka Munas Golkar kemungkinan besar akan dipercepat," ungkap politisi Golkar itu sebagaimana yang dikutip Detik.com.

Antisipasi Ical dan dua elit Golkar lainnya tersebut sama sekali tidak salah. Pasalnya, menurut sejumlah rilis survei, pasangan SBY-Boediono memiliki tingkat elektabilitas di atas 70 persen dan akan memenangkan Pilpres 2009 hanya dalam satu putaran.

Konsolidasi Aburizal dan dua "A" lainnya tidak sia-sia. Jelang munas, dukungan kepada Ical untuk memimpin Golkar terus mengalir. Aliran dukungan ini membuahkan kemenangan Ical atas Surya Paloh dalam Munas Golkar yang dihelar pada Oktober 2009.

Setelah Tangan Rangkul Jokowi?

Jelang Pilpres 2014, nama Ical disebut-sebut sebagai calon presiden terkuat. Bahkan, pada Oktober 2013, Lingkaran Survei Indonesia menobatkan Ical sebagai "The Real Presiden". Sementara kepada Jokowi dan Prabowo, lembaga survei pimpinan Denny JA ini menyebutnya sebagai "Presiden Wacana".

Seperti yang ditulis dalam Akal-akalan LSI Dongkrak Elektabilitas yang diposting pada 20 Oktober 2013 (Sayang susunan artikel ini berantakan), terendus adanya pihak yang berupaya memanipulasi opini publik. Menariknya, media baru menyoroti akal-akalan LSI tersebut dua-tiga hari setelah artikel itu ditayangkan. Kompas.com, misalnya, baru tiga hari kemudian menurunkan berita dengan judul "Lucu, Sebut Jokowi Cuma Capres Wacana" .

Sebulan setelah LSI merilis surveinya, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar Tantowi Yahya mengumbar janji bahwa Ical akan membeli seluruh tanah yang terkena dampak dari semburan lumpur Lapindo di Sidoarjo, Jawa Timur, sebelum pemilu legislatif pada 2014

"Untuk kasus Lapindo, adalah bukan kasus di mana ARB lari dari tanggung jawab. Kalau mau disebut utang tinggal Rp 300 miliar ini akan diselesaikan ARB sebelum pilpres, bahkan bisa dilakukan sebelum pileg," ujar Tantowi pada 18 November 2013 sebagaimana yang dikutip Kompas.com.

Upaya melambungkan nama Ical, termasuk lewat serangkaian kampanye bertemakan ARB atau Atap Rumah Bangsa, itu sebenarnya tidak sia-sia. Mendekati gelaran Pilpres 2014, Ical sempat digadang-gadang maju mendampingi Jokowi sebagai cawapres. 

Ical pada akhirnya gagal maju, baik sebagai cawapres maupun sebagai capres. Namun demikian langkah politik Ical tidak berhenti sampai di situ. Pada masa transisi dari SBY ke Jokowi, Rini Mariani Soemarno yang dikenal sebagai tokoh kepercayaan Ical masuk ke dalam ring satu Jokowi. 

Tidak tanggung-tanggung, Rini ditunjuk Jokowi sebagai Ketua Tim Transisi. Dengan posisinya itu, Rini yang kala itu masih memegang jabatan komisaris PT Bakrie Telecom menjadi tokoh sentral di balik pemilihan kabinet Jokowi.

Kepada media, Jokowi menampik penunjukkan Rini sebagai ketua tim transisi atas dasar kedekatan Rini dengan partai asalnya, yakni PDIP. 

"Pertama senioritas. Beliau itu bekas menteri. Sangat kompeten di bidangnya. Kedua, Bu Rini punya pengalaman di bidang korporasi swasta dan pengalaman pemerintah yang gabungan keduanya ini penting," jawab Jokowi saat ditanya awak media pada 4 Agustus 2014 seperti yang diinformasikan Kompas.com.

Lepas menjabat Ketua Tim Transisi, Rini mendapat durian runtuh dengan penunjukannya sebagai Menteri BUMN. Jabatan basah ini dipegang Rini hingga akhir masa periode pertama Jokowi pada Oktober 2019.

Ada satu peristiwa menarik enam hari jelang pelantikan Jokowi sebagai Presiden RI yang dilangsungkan pada 20 Oktober 2014. Jokowi sebagai Presiden terpilih bertemu dengan Ical yang kala itu menjabat Ketua Presidium KMP, kelompok yang memantapkan diri menjadi oposisi dan berada di luar pemerintahan.

Pertemuan yang dilangsungkan secara tertutup di rumah makan Tugu Kunstkring Paleis, bilangan Menteng, itu tidak dihadiri banyak tokoh. Jokowi hanya mengajak Ketua Tim Transisi Rini dan Deputi Tim Transisi Andi Widjajanto. Sedangkan ARB mengajak adiknya, Nirwan Bakrie.

Seiring perjalanan waktu, publik dapat merasakan kekuatan Rini. Sejak awal 2015 dengan berbagai cara kader PDIP berupaya menggoyang Rini dalam posisinya Menteri BUMN. Pada akhir 2015, bama Rini kembali santer disebut sebagai salah seorang menteri yang bakal dicopot dalam reshuffle t jilid II. Namun, Rini tetap kokoh.

Jika PDIP sebagai partai penguasa saja tidak mampu menggoyang Rini, lantas, kekuatan mana yang berada di belakang Rini? Menariknya, dalam setiap perombakan kabinet, satu per satu menteri-menteri yang dikenal sebagai orang JK disingkirkan. 

"The Most Obvious Beneficiary of the First Lady's Palace Role."

Ada yang menarik dari berita kawat rahasia yang dikirim Kedutaan Besar Amerika Serikat untuk Indonesia kepada Central Intelligence Agency, Secretary of Defense, Secretary of State, The Association of Southeast Asian Nations, United States Pacific Command, National Security Council, dan sejumlah kedutaan besar AS di Australia, China, India, Japan, New Zealand Wellington, dan Papua New Guinea.

Telegram dengan Canonical ID:07JAKARTA2924_a yang dikirim pada 17 Oktober 2007 itu diberi judul A CABINET OF ONE -- INDONESIA'S FIRST LADY EXPANDS HER INFLUENCE. Dadan Irawan, menurut berita kawat rahasia yang bocor itu, memberikan informasi kepada Poloff tentang dibocorkan Wikileaks itu 

Informasi rahasia yang dikirimkan oleh Kedubes AS itu bersumber dari Dadan Irawan yang menjadi sumber informasi berita kawat tersebut menceritakan tentang hubungan Ical dengan Ibu Negara Ani Yudhoyono. 

Kata Dadan kepada Poloff, "Coordinating Minister for People's Welfare A

Masih menurut Dadan, "After the President demoted Bakrie from his perch atop the Coordinating Ministry for the Economy in late 2005, Bakrie immediately launched a charm offensive on the First Lady to try and work his way back into the President's good graces." Pada 2006 lebih dari setengah tahun Ical atau Bakrie sangat telaten mengambil hati ibu negara beserta keluarganya.

Bahkan tambah Dadan, "If Bakrie's approach represents the model blueprint for managing relations with the First Lady, Vice President Kalla's frosty association with Ibu Ani undoubtedly sits at the other end of the spectrum."

Menjadikan Ani sebagai target yang harus didekati membuktikan bahwa Ical memiliki penciuman yang tajam. Dari penciumannya itu, Ical menjadikan Ani sebagai tangan kanannya untuk menggolkan kepentingannya. Terbukti, berita kawat yang dibocorkan Wikileaks tersebut kemudian menarik perhatian lembaga intelijen Australia Defence Signals Directorate (DSD) dan sejumlah badan mata-mata lain yang bermarkas di Canberra. 

Adakah Tangan-tangan Bakrie di BPK?

Jika ditelusuri, skandal PT Jiwasraya bisa dilacak hingga periode 2004-2006. Ketika itu, secara serampangan Jiwasraya membeli repo saham sejumlah perusahaan Bakrie Group, termasuk Bakrie Telcom, senilai 3 triliun tanpa diawali analisis investasi. Setelah jatuh tempo, Bakrie Group tidak pernah menebus saham yang diagunkannya tersebut.

Anehnya, sekalipun dirugikan, Jiwasraya tidak pernah menggugat Bakrie Group. Jangankan melaporkannya kepada polisi, Jiwasraya bahkan tidak menggugat Bakrie Group secara perdata.

Celakanya, sekalipun negara dirugikan, pimpinan Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) terbelah dua dalam menyikapi kerugian yang dialami Jiwasraya. Ada petinggi BPK yang menginginkan pembelian saham kelompok Bakrie dimasukkan sebagai obyek investigasi. Sebagian lagi berpendapat periode audit dibatasi hanya pada 2016-2019. Artinya, investigasi BPK diarahkan untuk tidak sampai menyentuh Bakrie Group. 

Konon, menurut Majalah Tempo, dari sembilan petinggi BPK, hanya dua yang bersikeras melokalisir kasus Jiwasraya hanya pada periode 2016-2019. Namun, bisa diduga bila dua petinggi BPK tersebut lebih memiliki pengaruh dari tujuh petinggi lainnya.

Belum jelas, siapa dua petinggi BPK yang terkesan menjauhkan Bakrie Group dari kasus Jiwasraya. Dan, siapa tangan kuat di belakang keduanya. Namun, tidak atau belum disentuhnya Bakrie Group mengingatkan kembali pada kasus PT Bumi pada 2008 seperti yang ditulis dalam Pernah Dibongkar WikiLeaks, Apakah Sosok "More Senior" Kembali Cawe-cawe dalam Skandal Jiwasraya?

Sebagaimana diberitakan media, munculnya nama Bakrie Group yang kemudian diamini Kejaksaan Agung berawal dari tulisan tangan Benny Tjjokro. Bukan dari pihak Jiwasraya atau BPK.  

Tetapi, ada satu sisi yang menarik dalam skandal Jiwasraya. Skandal ini bermula dari laporan Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno bernomor  Nomor : SR - 789 / MBU / 10 / 2019. Laporan itu diteken Rini pada 17 Oktober 2019 atau tiga hari jelang pelantikan Jokowi untuk periode keduanya. Ada apa dengan orang dekat Ical ini?. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun