Dari hasil penelusuran, ternyata ada 3 versi rekam medis Novel Baswedan yang dikeluarkan oleh Eye & Retina Surgeons (ERS), Singapura.Â
Pertama, rekam medis Novel Baswedan yang diunggah akun @partaiSocmed pada 26 Oktober 2019.
Agar lebih jelas mari kita bandingkan antara Medical Report Sumarry tersebut dengan Laporan Komnas HAM.
Jelas sudah Komnas HAM saja mengakui keabsahan Medical Report Sumarry dari Eye and Retina Surgeons Singapore itu. pic.twitter.com/7qCsIYCxa6--- #99 (@PartaiSocmed) October 26, 2019
Berdasarkan unggahan akun tersebut, rekam medis penyidik KPK itu bersumber dari dokumen "Laporan Tim Pemantau Proses Hukum NOVEL BASWEDAN"
Berikut adalah laporan Komnas HAM terkait musibah yg dialami oleh Novel Baswedan. Silakan check pada poin E, disitu disebutkan "Menurut keterangan dari Eye and Retina Surgeon Clinic tertanggal 17 April 2018 yang ditandatangani oleh Prof. Donald Tan... " pic.twitter.com/vKq05TcA6f--- #99 (@PartaiSocmed) October 26, 2019
Pada bagian tanggal, digit terakhir tahun pada rekam medis Novel Baswedan versi "Laporan Tim Pemantau Proses Hukum NOVEL BASWEDAN"Â ini tidak dapat dibaca dengan jelas. Bisa 5 atau bisa juga 8. Jadi menurut versi ini, rekam medis Novel Baswedan dikeluarkan pada 17 April 2005 atau 17 April 2008.
Tetapi, yang manapun itu, entah 17 April 2005 atau 17 April 2008, tanggal pada rekam medis versi ini jelas tidak benar. Pasalnya, penyerangan terhadap Novel Baswedan baru terjadi pada 11 April 2017.
Maka dapat disimpulkan bila rekam medis Novel Baswedan yang di-share oleh akun @PartaiSocmed adalah palsu.
Kedua, rekam medis Novel Baswedan versi Tempo.co. Pada 5 November 2009, Tempo.co menurunkan berita yang diberi judul "Laporan Medis Mata Novel Baswedan Akibat Disiram Air Keras".
Pada paragraf kedua Tempo.co menginformasikan, "Laporan medis Novel dari Klinik Eye & Retina Surgeons, Singapura, pada 26 Mei 2017, mencatat bahwa Novel pertama kali datang ke klinik itu pada 12 April 2017. Saat itu, Novel dipindahkan setelah menjalani perawatan karena cedera kimia asam sulfat di Jakarta Eye Centre pada 11 April, pukul 5 pagi."Â
Jadi, berdasarkan informasi Tempo.co, rekam medis Novel Baswedan dikeluarkan ERS pada 26 Mei 2017.
Rekam medis Novel Baswedan versi ketiga dipublikasikan Mata Najwa edisi "Novel tak Berujung" yang ditayangkan Trans TV pada 17 Juni 2020. Menurut versi ini, rekam medis Novel Baswedan dikeluarkan ERS pada 17 April 2018.
Hari dan bulan pada versi Mata Najwa sama seperti versi dokumen "Laporan Tim Pemantau Proses Hukum NOVEL BASWEDAN". Kedua versi ini berbeda pada informasi tahun dikeluarkannya rekam medis Novel Baswedan oleh ERS. Dan, tanggal pada kedua versi tersebut berbeda dari versi yang dirilis oleh Tempo.co.Â
Sayangnya, tidak seperti versi Laporan Tim Pemantau Proses Hukum NOVEL BASWEDAN dan Mata Najwa, Tempo tidak mengunggah hasil scan rekam medis Novel Baswedan. Namun demikian, Tempo menulis, "Laporan medis itu juga menuliskan ada luka bakar ringan sampai sedang pada wajah dan kelopak mata yang telah dirawat. Cedera kimiawi melibatkan kedua mata. "Ketajaman visualnya masing-masing adalah 6/24 dan 6/15 pada mata kanan dan kiri," tulis laporan medis itu.
Bisa dikatakan, isi rekam medis Novel Baswedan yang versi Tempo.co kurang lebih seperti rekam medis versi Laporan Tim Pemantau Proses Hukum NOVEL BASWEDAN Mata Najwa.
Artinya, ada tiga versi rekam medis Novel Baswedan dengan isi yang sama yang dikeluarkan ERS pada 3 waktu yang berbeda. Â
Dari ketiga versi tersebut, terdapat ketidaklaziman pada versi Mata Najwa dan versi dokumen "Laporan Tim Pemantau Proses Hukum NOVEL BASWEDAN".
Ketidaklaziman tersebut adalah penulisan "To Whom It Concern" yang lazimnya ditulis "To whom it may concern" dan "Medical Report Summary" yang seharusnya ditulis "Medical Summary Report'.
Meskipun terdapat sejumlah ketidaklaziman, Najwa Shihab menyatakan rekam medis Novel Baswedan yang dimilikinya adalah resmi dari ERS.
"Saya memiliki rekam medis yang dikeluarkan rumah sakit di Singapura yang memberikan keterangan tentang luka-luka dan kondisi mata dari Novel Baswedan. Ini adalah resmi rekam medis yang dikeluarkan rumah sakit di Singapura," sambung Najwa.
Ada 3 versi rekam medis Novel Baswedan. Logikanya, ada 2 kemungkinan. Salah 2 dari ketiganya palsu, atau ketiganya palsu karena tidak mungkin ketiganya atau dua di antaranya asli.Â
Pertanyaannya, mana di antara ketiganya yang asli? Dan kenapa sampai ada 3 versi rekam medis Novel Baswedan?
Artikel lain
Stabilitas Sistem Keuangan bisa Dijaga dengan hanya Rp 60.000Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H