Apalagi 35 % isi dari artikel tersebut diambil dari artikel sebelumnya yang di-HL-kan admin.
Tapi kemudian pertanyaan kedua datang, kalau tidak bermasalah, kenapa admin sampai mencopot label?
Saran saya sederhana saja. Daripada otomatis dapat label tapi dicabut yang menimbulkan kesam negatif, lebih baik kembalikan aturan perlabelan ini seperti sebelumnya. Toh, apapun aturannya admin tetap membacanya.
Untuk pemblokiran akun, usul saya, sebelum memblokir akun sebaiknya admin menimbang juga jumlah artikel yang diposting akun yang bersangkutan.
Soal pemblokiran begini. Karena dinilai melanggar 5 kali, sebuah akun diblokir admin. Bayangkan kalau akun tersebut sudah posting ribuan artikel. Apa hanya 5 artikel yang dinilai melanggar, lantas ribuan artikel lainnya ikut jadi korban?
Memang benar, artikel milik akun yang sudah diblokir masih bisa diakses. Tapi dengan stempel besar "Akun Diblokir" yang hampir menutupi space profil penulis jelas membuat tidak nyaman
Dalam sepak bola ada sempritan, kartu kuning, kartu merah, sampai larangan bermain untuk rentang waktu tertentu.
Admin bisa mencontohnya. Misalnya, menonaktifkan akun pelanggar aturan selama 3 bulan atau tidak membayar k reward selama 3 bulan.
Penonaktifan akun pelanggar untuk sementara waktu bisa dibilang lebih adil bagi penulis dan juga bagi K.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H