Mohon tunggu...
Gatot Swandito
Gatot Swandito Mohon Tunggu... Administrasi - Gatot Swandito

Yang kutahu aku tidak tahu apa-apa Email: gatotswandito@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Fadli Zon Cs Gagal Pahami Pernyataan Luhut Soal 500 Kematian Akibat Corona

15 April 2020   15:27 Diperbarui: 15 April 2020   18:50 1196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fadli Zon (Sumber: Kompas.com)

Luhut Binsar Panjaitan, lagi dan lagi, jadi sasaran tembak oleh barisan kelompok yang mengaku-ngaku sebagai oposisi, termasuk Fadli Zon. Gegara ribuan kecaman yang diarahkan kepada Luhut, "Luhut" nangkring di puncak trending topik Twitter pada 15 April 2020.

Lewat akun Twitter-nya @fadlizon, Fadli mendesak Luhut untuk meminta maaf atas ucapannya tentang jumlah korban meninggal akibat Covid-19 yang masih di bawah 500 orang.

Fadli Zon bukan cuma bercicicuit lewat Twitter. Sebelumnya, kepada media, politisi Gerindra yang juga mantan Wakil Ketua DPR RI ini mengatakan bila ucapan Luhut soal jumlah korban Covid-19 tersebut sebagai sebuah ketidakpantasan.

"Tidak ada empati pada para korban baik itu dokter, paramedis, dan masyarakat umum yang telah wafat," sambung Fadli Zon sebagaimana dikutip Kumparan.com.

Bukan cuma Fadli Zon, sederet politisi lainnya pun latah menyerang Luhut. Politisi Partai Demokrat, Rachland Nashidik pun turut mengicaukan protesnya pada Luhut sembari menyertakan berita yang dipublikasikan  Kumparan.com.

 Luhut atau Fadli Zon Cs yang Salah?

Kumparan.com menulis "Luhut: Penduduk RI 270 Juta, yang Meninggal Kena Corona Enggak Sampai 500" sebagai judul berita yang diunggahnya pada 14 April 2020 pukul 20.26 WIB.

Pada paragraf ketiga Kumparan menulis pernyataan Luhut. 

"Buat saya juga jadi tanda tanya sih, kenapa jumlah meninggal sampai hari ini, maaf sekali lagi, itu kita angkanya enggak sampai 500 padahal penduduk kita ini kan 270 juta, infected 4.000-an lebih katakan kali sepuluh 50.000," kata Luhut saat konferensi pers secara virtual, Selasa (14/4).

Masih ditulis Kumparan.com, Luhut kemudian membandingkan angka kematian di Indonesia dengan angka kematian di Amerika Serikat.

"Lah Amerika yang bedanya lebih besar dari kita. Beda penduduk 60 jutaan itu yang meninggal 22.000, yang infected itu hampir 500 ribu. Oke lah kita mungkin kurang testing kit-nya tapi saya bilang tadi sudah dikali jadi 50.000," ujar Luhut.

Pernyataan Luhut tersebut juga dikutip oleh sejumlah media lainnya, seperti Detik.com, Tirto.id, Suara.com, dan lain-lain.

Sayangnya tidak ada satupun dari media tersebut yang mengunggah video pernyataan Luhut sehingga publik tidak bisa mengetahui ucapan Luhut yang sebenarnya. Namun demikian, pernyataan Luhut yang dilansir media-media tersebut serupa alias tidak ada perbedaan.

Jika dicermati,kalimat "Buat saya juga jadi tanda tanya sih, kenapa jumlah meninggal sampai hari ini, maaf sekali lagi, itu kita angkanya enggak sampai 500 padahal penduduk kita ini kan 270 juta" yang diucapkan Luhut tersebut sebenarnya sebuah ungkapan keraguan tentang jumlah korban meninggal dunia akibat Covid-19 yang tidak sampai 500 dari jumlah penduduk Indonesia 270 juta jiwa.

Di situ sangat jelas jika pernyataan Luhut tersebut sama sekali tidak menyepelekan atau menganggap rendah data korban meninggal akibat corona. Luhut justru meragukan kebenaran angka di bawah 500 seperti yang diumumkan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto pada hari 14 April 2020 yaitu 459 jiwa.

Karena itulah Luhut membandingkan jumlah korban corona di Indonesia dengan di AS yang mencapai 26,064 jiwa pada hari yang sama. Padahal fasilitas kesehatan di Amerika Serikat jauh lebih baik dari di Indonesia.

Dan, sebenarnya, keraguan  serupa tentang data Covid-19 versi pemerintah pusat sebagaimana yang diucapkan Luhut sebelumnya sudah beberapa kali diungkapkan oleh banyak kalangan, termasuk oleh kelompok yang mengaku-ngaku sebagai oposisi. Jadi pernyataan Luhut tersebut bukan barang baru.

Keraguan Luhut ini sangat beralasan mengingat data pemulasaran dan pemakaman dengan menggunakan protap Covid-19 di DKI Jakarta pada 14 April 2020 saja sudah mencapai angka 1.012 atau lebih dari dua kali angka jumlah kematian pasien positif Covid-19 di Indonesia yang diumumkan oleh pemerintah pusat.

Dengan begitu, ucapan Luhut yang menuai kecaman tersebut sama sekali tidak salah. Sebaliknya, Fadli Zon dan Rachland Nashidik justru yang gagal memahami pernyataan Luhut. Dan, cecuitan Fadli beserta kelompok yang selama ini mengaku-ngaku sebagai kaum oposisi tidak lebih dari sekadar lelucuan di tengah pandemi Covid-19. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun