"Kelainan" Novel Baswedan pada Hari Penyerangan
Sebagaimana diinformasikan keesokan harinya oleh Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Novel Baswedan disiram dengan menggunakan air keras berjenis asam sulfat H2SO4 tak pekat atau tidak memiliki konsentrasi tinggi.Â
Penyerangan terhadap Novel Baswedan memang benar-benar terjadi seperti yang terekam oleh CCTV. Novel pun tidak mungkin menetesi sendiri mata kirinya dengan air keras seperti yang diisukan sejumlah warganet beberapa waktu yang lalu.Â
Selain itu, Novel pun tidak mungkin memanipulasi cacat pada mata kirinya dan menunjukkannya kepada dokter National Eye Centre Singapure (NECS). Oleh sebab itulah, Novel tampil apa adanya seperti yang terekam oleh kamera wartawan Net TV pada 19 April 2017.
Satu-satunya informasi yang menarik untuk diperhatikan adalah kesaksian Ketua RT 003 RW 010 Pegangsaan Dua, Wisnu Broto. Menurut Wisnu, sebagaimana yang diberitakan Tempo.co, Novel yang biasanya berdzikir lebih dulu, pada hari H pulang lebih awal.Â
"Setelah salat biasanya berdzikir dulu. Mungkin mau berangkat kerja,Pak Novel pulang lebih dulu," terang Wisnu pada 11 April 2017.
Kebetulan pada hari Novel pulang lebih awal, kebetulan pada hari itu juga ia mendapat serangan. Atau bisa juga, kebetulan pada hari Novel diserang, kebetulan ia pulang lebih awal.Â
Novel Baswedan Vs Carla Whitlock: Sama-sama Disiram Air Keras, Apa Perbedaan Kondisi Keduanya?
Kasus penyiraman air keras berjenis asam sulfat yang dialami Novel Baswedan ini bisa dibandingkan dengan kasus serupa yang dialami Carla Whitlock di Southampton, Inggris, pada pada 18 September 2015 Â Carla diserang oleh dua kakak beradik, Billy Midmore dan Geoffrey Midmore, dengan menggunakan drain cleaner yang mengandung asam sulfat.
Pada 30 Maret 2016, DailyMail menuliskan, "Carla Whitlock, 37, was attacked with a drain cleaner containing highly concentrated sulphuric acid which scarred her face and burnt her eyelids as she was walking in Southampton city centre with her boyfriend Matthew Wedgner, 39, on September 18 last year."