Mohon tunggu...
Gatot Swandito
Gatot Swandito Mohon Tunggu... Administrasi - Gatot Swandito

Yang kutahu aku tidak tahu apa-apa Email: gatotswandito@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Dengan 70 Ribu Outletnya, JNE Sangga Tol Langit

2 November 2019   19:39 Diperbarui: 2 November 2019   20:07 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pegawai JNE (Sumber: Dok. JNE)


Sekali lagi Sri Agustina mengerlingkan matanya. Ia menyapukanpandangannya ke aneka ragam motif batik Cirebon yang menggantung rapih disekeliling tokonya. 

"Lumayan sih, banyak yang tanya. Ada yang tanyaini-itu, langsung beli. Banyak juga yang sudah tanya ini-itu, tapi tidak nongollagi," sambungnya saat ditemui di kios batiknya yang berlokasi di Blok A PasarBatik Trusmi, Kabupaten Cirebon, Jawa Bara

Bagi Sri, toko digital sudah menjadi etalase ketiganyasetelah kios dan rumahnya. Lewat toko daring yang sudah dikelolanya sejakdelapan tahun silam itu, Sri yang mendapat keahlian membatik dari orang tuanyaini tidak lagi hanya mengandalkan pembeli yang datang ke kiosnya.

Dari toko daringnya, Sri yang mulai membatik sejak masihbersekolah di SMP ini mampu menggaet pembeli dari mancanegara, seperti Thailan,Singapura, Brunai Darusalam, dan sejumlah negara lainnya. 

"Paling banyak Megamendhung," katanya tentangmotif batik yang paling banyak dijual lewat toko daringnya.

Sebagaiwarisan budaya nasional dalam bentuk fashion, batik pastinya menjadi salah satuproduk yang diandalkan dalam menunjang pertumbuhan ekonomi kreatif Indonesia. 

Pada2015 nilai ekspor batik telah mencapai hampir Rp 41 triliun. Nilai eksporwarisan budaya non-benda yang telah diakui UNESCO ini  tumbuh 6,3 persendari tahun sebelumnya. 

"Inimenandakan batik Indonesia telah mendunia," ujar Menteri Perindustrian SalehHusen saat meresmikan "Pesona Batik Pesisir Utara Jawa Barat" yangdiselenggarakan oleh Yayasan Batik Jawa Barat di Jakarta pada 19 Mei 2016seperti yang dikutip oleh situs resmi Kemenperin.

Pertumbuhan nilai ekspor produk fashion tersebut pastinya tidakbisa dileepaskan dari perkembangan ekonomi digital di Indonesia. Menurut hasilsurvey Google yang dirilis pada 2015, sekurangnya 78 persen responden mengakupernah membeli produk-produk fashion dari situs-situs belanja online. 


Para pembicaraa dalam JNE Kopi Witing tengah menggelar tanya jawab bersama awak media di Olive Rristo pada 30 Oktober 2019 
Para pembicaraa dalam JNE Kopi Witing tengah menggelar tanya jawab bersama awak media di Olive Rristo pada 30 Oktober 2019 
Hasil survey Google tersebut sebenarnya tidak begitumengejutkan. Lantaran secara kasat mata saja sudah bisa terlihat dominasilapak-lapak online kebutuhan sandang di banding took-toko daring yang menyjualproduk lainnya.di sejumlah "supermarket" online dan jejaring mediasosial.

"Kalau dulu boro-boro jualan online, ngertiinternetan saja nggak," ujar Sri yang mengaku mendapat pelatihan dagang onlinedari sebuah komunitas yang dimotori salah sqatu bank swasta nasional.

Akses internet di kawasan Kampung Batik Trusmimemang cukup baik. Menurut Sri, saat ini sudah banyak warga, khususnya anakmuda, yang memiliki sejumlah akun media sosial, seperti Facebook, Twitter,WhatsApp, BlackBarry Massenger, Instagram, dan lain sebagainya.

Meleknya para pengrajin dan pedagang batikTrusmi akan internet bisnis daring ini dapat terlihat dari akun-akun mediasosial yang tercantum pada papan nama toko yang berjajar di sepanjang JalanTrusmi. Pemandangan yang tidak berbeda juga terlihat di lorong-lorong PasarBatik Trusmi.

Semakinmoncernya bisnis batik ini membuat masyarakat Kriyan Barat, KelurahanPegambiran, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon menciptakan motif batik baruyang diberinama batik Kriyan. Untuk menggaet pecinta batik, baik nasionalmaupun internasional, motif batik Kriyan dibuat dengan menggunakan bahanpewarna alami.   

"DKU Kota Cirebon. Cirebon ini tengahmengembangkan motif batik baru yang diberi nama Batik Kriyan," papar KabidKoperasi dan UMKM Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM (DPKU) Kota Cirebon SaefudinJupri dihadapan peserta kopi witing bertajuk "Digitalisasi Dorong UMKM LokalTembus Pasar Internasional" yang digelar di Cirebon pada 30 Oktober 2019.

Namun demikian, dalam acarayang juga dihadiri blogger Kompasiana asal Cirebon dan Indramayu, Saefudin punmenyebut salah satu masalah yang dihadapi pengusaha UMKM di Cirebon dalammenghadapi persaingan global.

"Tidak semua bisa android dan kendalabesar kita di situ. Makannya butuh swasta setidaknya untuk memberi pelatihanusaha di era digital," ujarnya.

Padahal. para pengusaha, termasuk UMKM, mautidak mau harus membuka matanya pada tantangan perdagangan global. Terlebihmenurut laporam e-Conomy SEA keempat yang dirilis Google,Temasek dan Bain & Company, pada 2025 ekonomi digital diprediksi akanmencapai 133 miliar dollar AS. Jumlah tersebut lebih tinggi 30 persen ketimbangprediksi tahun sebelumnya.

Perkembangan ekonomi digital akan lebih melesatlagi setelah diresmikannya Tol Langit oleh Presiden Joko Widodo pada 14 Oktober2019. Tol Langit ini yang menggabungkan Satelit Palapa Ring Barat,Tengah dan Timur mampu menghadirkan kualitas internet cepat bagi 514kabupaten/kota yang terbesar di berbagai wilayah Indonesia.

Demi mamacu pertumbuhanekonomi digital, pemerintah bukan sekadar membangun infrastruktur, tetapi juga mengeluarkanpaket kebijakan ekonomi jilid-14. Dalam paket kebijakan yang dikenaldengan nama "Peta Jalan (Roadmap)Iindustri E-commerce ini, pemerintah menetapkan delapan aspek pengaturan. Satudiantaranya aspek logistic.

Untuk aspek logistik,pemerintah menstimulasi logistik bisnis digital lewat peningkatan kecepatan pengiriman sertamengurangi biaya pengiriman. Selain itu, pemerintah akan mengembangkan sistem logistikdari desa ke kota dengan sinergitas antara pasar, terminal, komoditi, dan pasarinduk, pusat distribusi regional, dan pengaturan transportasi desa dan kota.

Tol Langit memang tidak akanberarti bagi e-commerce bila tanpa dukungan kekuatan logistik yang mampumenyanggahnya. Oleh sebab itulah keberadaan JNE sebagai perusahaan yangbergerak dibidang jasa pengiriman memiliki andil besar dalam mendukungpertumbuhan e-commerce. 

Saat ini JNE memiliki lebihdari 70.000 outlet yang tersebar di seluruh daerah di tanah air. Dalam sehari,perusahaan yang didirikan pada 28 November 1990 ini telah mencapai rerata 1juta pengiriman per harinya. 

Sementara, untuk wilayahCirebon, saat ini JNE memiliki 335 oulet. Menurut Pimpinan Cabang JNE Cirebon,Syahrilruddin, 70 persen pengiriman paket dari Kota Udang didominasi olehproduk UKM.

Berkaca pada hasil surveiyang dirilis Google soal pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia danperkembangan serentetan inovasi yang dilakukan perusahaan, ke depan JNE berpeluangmenjadi penyanggah utama Tol Langit. Peluang yang pastinya tidak akandisia-siakan JNE. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun