Rahmat Baequni bukanlah selebritis kemarin sore yang baru saja menginjak anak tangga pertama popularitasnya. Setidaknya sejak pertengahan 2015, tindak-tanduk penyandang gelar "Ustadz" ini sudah menjadi sorotan, khususnya bagi "follower" isu suriahisasi Indonesia.
Karena materi ceramahnya, banyak yang menyebut lulusan STIA Demak Al Fatah ini telah mengungkapkan berbagai konspirasi global, bahkan yang dilakukan oleh kelompok-kelompok super misterius seperti Illuminati.
Benarkah Rahmat Bequni mampu mengungkap berbagai konspirasi dari yang berskala nasional sampai global seperti yang dielu-elukan pengidolanya?
Tidak perlu menuliskan panjang kali lebar untuk menjawab pertanyaan di atas. Karena jawabannya sudah pasti "tidak". Jawaban "tidak" ini lantaran tidak ada satu pun bukti jika Rahmat pernah mengungkap konspirasi.
Malah, kalau menonton potongan-potongan video ceramahnya, jangankan membongkar konspirasi atawa persekongkolan yang pastinya rumit bukan kepalang, hanya untuk sekadar membangun teori konspirasi pun Rahmat Baequni tidak mampu.
Konspirasi dan teori konspirasi jelas berbeda. Selama sebuah kasus yang diduga sebagai buah persekongkolan belum terungkap, statusnya masih sebagai teori.
Menurut Wikipedia, A conspiracy theory is an explanation of an event or situation that invokes a conspiracy by sinister and powerful actors, often political in motivation, when other explanations are more probable.
Kalau boleh mendefisinisikan, teori konspirasi adalah sebuah "adukan imajinasi" yang merekatkan satu fakta dengan fakta lainnya.
Karena material utamanya adalah fakta, teori konspirasi tidak bisa dibangun di atas kebohongan atau hoax. Tanpa fakta, teori konspirasi hanyalah sebuah dongeng pengantar tidur belaka. Begitu juga jika ada satu-dua fakta yang tidak disertakan dalam membangun teori konspirasi. Sementara "adukan imajinasi" pun harus selogis mungkin sehingga bangunan teori konspirasi tidak mudah dirontok
Hoax Plus-plus dalam Teori Konspirasi Ala Rahmat BaequniÂ
Dalam video rekaman ceramahnya yang memviral, Ustadz Rahmat Baequni mengisyaratkan adanya kejanggalan dalam kematian ratusan petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dan juga ratusan anggota Polri.
"Bapak ibu, boleh saya cerita bapak ibu? Seumur-umur Pemilu dilaksanakan, jujur, boleh saya jujur? Nggak apa-apa ya? Bapak-bapak ada yang sudah senior, nggak sebut sepuh karena berjiwa muda," kata Rahmat dalam ceramahnya