Pada 27 November 2008 atau beberapa bulan jelang Pemilu 2009, Aulia Pohan yang juga besan SBY ditahan KPK atas kasus korupsi aliran dana dari Yayasan Pengembangan Perbankan Indonesia (YPPI) sebesar Rp 100 miliar kepada sejumlah anggota Dewan dan pejabat Kejaksaan serta bantuan hukum bagi para pejabat BI.
Ditangkapnya keluarga SBY ternyata justru meroketkan  tingkat elektabitas Partai Demokrat dan SBY yang ketika itu berstatus bakal calon presiden petahana dalam Pilpres 2009.
Pada Agustus 2008, hasil survei putaran kedua Reform Institute menyebut tingkat elektabilitas SBY berada di puncak. SBY dipilih oleh 19,06 persen dari 2.473 responden. Pada Juni 2009, atau satu bulan sebelum Pilpres 2009, lembaga survei yang sama mengungkapkan tingkat elektabilitas SBY (Ketika itu sudah berduet dengan Boediono) mencapai 62,92 persen.
Dan, meski selama masa kampanye Pilpres 2009 kasus korupsi Aulia Pohan digoreng oleh lawan-lawannya, SBY mampu meraih 60,82 persen suara pemilih. Sementara perolehan suara Demokrat melejit dari 7,45 persen pada Pileg 2004 menjadi 20,85 persen pada pemilu legislatif 5 tahun kemudian.
Sedangkan pada Pileg 2014, Demokrat meraih 10,19 persen suara. Perolehan suara Demokrat ini melebihi angka-angka yang disodorkan oleh sejumlah rilis survei yang hanya menyebut berkisar di angka 6-8 persen.
Dengan demikian, di-operasi tangkap tangan-nya Romahurmuzly alias Romy yang juga ketua umum partai pendukung Jokowi-Ma'ruf Amin justru berpotensi melambungkan tingkat elektabilitas pasangan yang diusungnya dalam Pilpres 2019. Begitu juga dengan dampak diproses hukumnya "orang-orang Jokowi" lainnya seperti Setya Novanto dan Idrus Marham.
Saat ini sejumlah lembaga survei, seperti SMRC dan LSI Indonesia menyebu tingkat elektabilitas sudah berada di atas 50 persen. Bahkan LSI mengungkapkan data jika elektabilitas Jokowi saat ini sudah 58,7 persen. Dengan kata lain, saat ini Jokowi sudah berada di zona aman.
Dari tiga pengalaman pemilu tersebut, Pileg 2009, Pilpres 2009, dan Pileg 2014, jelas jika diproses hukumnya orang dekat Jokowi justru dapat mendongkrak perolehan suara sang calon petahana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H