Muncul pertanyaan, bagaimana mungkin Median berani merilis hasil surveinya, sementara pengertian tingkat elektabilitas saja tidak/belum tahu.
Jika pengertian tingkat elektabilitas yang menjadi andalan produknya saja salah, bagaimana bagaimana mungkin bisa memercayai rlis hasil survei Median pada 21 Januari 2019. Dalam surveinya tersebut Median mencatat selisih elektabilitas Jokowi-Ma'ruf Amin (47,9 persen) dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno (38,7 persen) kian menipis.
Karenanya, berkaca dari lembaga survei Median yang salah dalam memahami tingkat elektabilitas tersebut, sebenarya bukan hanya masyarakat yang patut diberi pemahaman soal survei, tetapi juga pengamat, politisi, aktivis, dan juga lembaga survei itu sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H