Mohon tunggu...
Gatot Swandito
Gatot Swandito Mohon Tunggu... Administrasi - Gatot Swandito

Yang kutahu aku tidak tahu apa-apa Email: gatotswandito@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jika Tak Berikan Ini Kepada PKS, Prabowo Bisa Di-Jokowi-kan

4 Maret 2019   12:16 Diperbarui: 4 Maret 2019   12:39 3890
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Kompas.com

Keraguan atas keyakinan Prabowo inilah yang mungkin menyebabkan PKS dengan sangat terpaksa mendukung Prabowo. Keterpaksaan ini terungkap lewat pernyataan anggota mejelis syuro PKS, Aboe Bakar Al Habsy.

"Cuma dua sih calonnya. Coba ada tiga. Kita pilih yang ketiga. Tapi, karena calonnya dua, ya yang terbaik," ungkap Aboe.

Sampai saat ini PKS masih memaksakan diri mendukung Prabowo dengan menutup mata pada keyakinan yang dianut Prabowo. Tetapi, keterpaksaaan PKS pasti memiliki keterbatasan.

Jika keterpaksaan PKS tersebut sudah melampaui batasnya, PKS bukan hanya berbalik arah, tetapi juga akan menyerang Prabowo. Salah satu batasan dari keterpaksaan PKS adalah kursi DKI 2. Kalau selepas Pilpres 2019, posisi DKI 2 tidak diserahkan kepada PKS, bisa diperkirakan koalisi Gerindra-PKS bakal terpecah.

Dan, Prabowo lebih memilih dimusuhi tenimbang memberikan kursi DKI 2 kepada PKS. Selanjutnya, sebagaimana yang dialami Jokowi yang mendapat berbagai serangan fitnah berbau agama, Prabowo pun akan diserang dari sisi keimanannya. Bahkan, serangan kepada Prabowo dengan beramunisikan isu agama akan jauh lebih hebat dari yang pernah dialami Jokowi.

Hubungan Jokowi dengan PKS sebelum putaran kedua Pilgub DKI 2012 berlangsung harmonis. Bahkan, Mantan Presiden PKS Hidayat Nurwahid menjadi juru kampanye Jokowi pada saat Pilwalkot Surakarta 2010.

Ketika putaran pertama Pilgub DKI 2012, nyaris tidak ada satu pun serangan kader dan simpatisan PKS kepada Jokowi. Setelah quick count putaran pertama dirilis, Hidayat dan Jokowi menggelar sejumlah pertemuan, Jokowi memanggil Hidayat dengan sebutan "ustadz".   

Tetapi, kemudian sikap kader dan simpatisan PKS terhadap Jokowi berubah total. Di media sosial, akun-akun yang identik dengan kader dan simpatisan ramai-ramai menyerang Jokowi, termasuk serangan yang berbau SARA.

Belakangan sebagaimana yang diberitkan media, sebelum putaran kedua Pilgub DKI Jakarta 2012 dimulai, PKS meminta mahar Rp 50 M kepada Jokowi. Namun permintaan PKS tersebut ditolak mentah-mentah. Dan, sampai sekarang Jokowi menjadi common enemy bagi PKS.  

Melihat gelagat bila Prabowo tidak akan memberikan kursi DKI 2 kepada PKS, maka Prabowo pun akan di-Jokowi-kan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun