Mohon tunggu...
Gatot Swandito
Gatot Swandito Mohon Tunggu... Administrasi - Gatot Swandito

Yang kutahu aku tidak tahu apa-apa Email: gatotswandito@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Sebuah Lagu dari The Mercy's untuk Bunda Mama Uno

15 Februari 2019   10:04 Diperbarui: 15 Februari 2019   10:27 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hanya berselang sehari kemudian, lini masa medsos dilintasi sebuah video yang merekam anggota BPN Prabowo-Sandi, bernama Yuga. Yuga terekam tengah melarang pencopotan poster tersebut. Video itu kemudian dianggap sebagai bukti adanya rekayasa tim Prabowo-Sandiaga atas penolakan Sandi oleh pedagang pasar.

Kemudian, beredar lagi video rekaman emak-emak bu-ibu yang menangis minta selfwi sambil mengejar mobil Sandi saat berkampanye di Sumedang, Jawa Barat pada 23 Januari 2019. Sama seperti rekaman video penolakan Sandi di Pasar Kota Pinang, video ini pun memviral.

Belakangan diketahui bila emak-emak yang menangisi Sandi di Sumedang merupakan kader Partai Amanat Nasional, partai pengusung paslon Prabowo Subianto-Sandiaga, bernama Imas Siti Masitoh. Selain itu, sebelumnya Imas pun diketahui sudah mengunggah foto dirinya berada di dekat Sandi lewat akun Facebook-nya.

Tak lama setelah video tersebut mem-viral, media sosial kembali dihebohkan dengan beredarnya foto Sandi saat meninjau lokasi banjir di Sulawesi Selatan. Pada foto terlihat Sandi bersama seorang pria yang badannya berlumuran lumpur.

Dugaan sandiwara kembali dialamatkan kepada Sandi lantaran pria yang kemudian diketahui bernama Ilyas itu hanya dipenuhi lumpur di bagian depan badannya, sementara bagian punggungnya bersih.

Singkatnya, Sandi pernah diberitakan diusir dari pasar. Padahal pengusiran tersebut cuma rekayasa belaka atau sandiwara. Di sini Sandi terbukti memainkan sandiwara "playing victim". Lantas, lewat video, Sandi ingin menunjukkan jika dirinya sangat dicintai oleh rakyat. 

Padahal, video tersebut hanya settingan alias sandiwara belaka. Selanjutnya, Sandi ingin memperlihatkan jika dirinya peduli pada penderitaan rakyat. Sekali lagi, padahal hanya bohong-bohongan belaka alias sandiwara.

Sandiwara Sandi yang sebenarnya tidak diusir, tapi ingin dilihat diusir, tidak dicintai tetapi ingin terlihat dicintai, tidak peduli, tapi ingin dinilai peduli ini mengingatkan masyarakat pada lagu "Kupu-kupu Malam" karya Titiek Puspa. 

Dalam lagunya Titiek mengisahkan tentang perempuan malam yang pandai bersandiwara untuk penutupi perasaan hati yang sebenarnya. "... Kadang dia tersenyum dalam tangis. Kadang dia menangis di dalam senyuman ...".

Sandi memang bukan pramuria seperti dalam lagu The Mercy's. Sandi juga bukan kupu-kupu malam yang dinyanyikan Titiek. Tetapi, lewat sandiwara-sandiwaranya itu, Sandi telah dilacurkan dalam sebuah skenario rekasaya sejumlah peristiwa.

Sekali lagi Sandi dilacurkan. Artinya, belum tentu Sandi tahu jika dirinya dibawa ke dalam settingan atau rekayasa situasi-situasi tersebut. Sebab bisa saja tanpa sepengetahuan Sandi, ada tim yang menyekenariokan sekaligus menyutradarai sandiwara-sandiwara tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun