Mohon tunggu...
Gatot Swandito
Gatot Swandito Mohon Tunggu... Administrasi - Gatot Swandito

Yang kutahu aku tidak tahu apa-apa Email: gatotswandito@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

"Beras Plastik" Bukti Serangan Tanpa Data yang Hantam Jokowi

14 Februari 2019   10:34 Diperbarui: 14 Februari 2019   10:45 709
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari sederetan serangan yang menghantam pemerintah Jokowi, hoax "beras plastik" sempat bertengger di posisi puncak trending topik pada tiga minggu terakhir Mei 2015.

Hoax ini bermula dari unggahan Dwi Nurizza Septiani lewat akun instagramnya @dewinurizza pada 18 Mei 2015. Dalam unggahannya, Dwi bukan menyebut "beras plastik", melainkan "beras palsu".

""BERAS PALSU" Pagi ini... tepatnya tgl 18 Mei 2015 saya mendapati beras yang sudah dibeli adalah beras palsu. Ketika saya memasak untuk membuat bubur dan nasi uduk (kok beda ya??) Tidak seperti beras sebelumnya... padahal saya beli di harga Rp8.000,- dan di tempat langganan saya," unggah Dwi.

Selang beberapa saat kemudian berdasarkan pelacakan via Topsy, sepanjang 18-19 Mei 2015 setidaknya terekam lebih dari 43 ribu postingan yang memuat kata kunci "Beras Plastik". Isu "beras plastik" ini kemudian digoreng lagi dengan diimbuhi "asal China". Jadiah sebuah isu yang mengarah ke wilayah SARA.m

Isu "beras plastik asal China" ini kemudian mewarnai aksi unjuk rasa 20 Mei 2015 yang digelar sejumlah kelompok, khususnya Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), di beberapa kota. Kelompok ini turun ke jalan dengan memakai topeng Guy Fawkes sambil mengacung-acungkan poster "anti-asing aseng asong'. Lewat gorengan isu "beras plastik" juga, organisasi mahasiswa yang dekat dengan Partai Keadilan Sejahtera ini menyuarakan sentimen pribumi versus non-pribumi.

Karena tinggal meng-googling, maka tidak perlu lagi dituliskan akhir dari kasus beras palsu yang kemudian "di-mark up" menjadi "beras plastik asal China". 

Masalahnya, bukan hanya pengusutan kasus ini yang tidak tuntas, melainkan juga informasi tentang "beras plastik" pun tidak terungkap. Tidak mengherankan jika isu ini masih kerap melintasi lini masa media sosial.

Pertanyaannya, benarkah beras yang ditanak Dwi Nurizza adalah beras yang terbuat dari bahan plastik yang produk polimerisasi sintetik atau semi-sintetik?

Benarkan "beras" yang ditanak Dwi Nurizza adalah beras yang terbuat dari plastik, sebagaimana ember plastik, kantong plastik, mobil-mobilan plastik?

Jika melihat foto hasil tanak Dwi yang mirip hunkwee, sulit dibantah jika Dwi memang benar-benar menanak "beras plastik". Karena "beras plastik" memang benar-benar diproduksi.

"Beras plastik" adalah beras yang dibuat dari campuran mocaf (produk turunan yang berasal dari tepung singkong/tapioka dan setelah melalui modifikasi sel singkong lewat fermentasi, menghasilkan karakteristik khas, sehingga dapat digunakan), jagung, protein susu, dengan bahan tambahan untuk meningkatkan kandungan protein serta sifat fungsionalnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun