Dan, sama seperti tujuan yang tertulis dalam "Protocols of the Elders of Zion" yaitu penguasaan atas dunia, puisi yang ditulis Fadli ini pun ada kaitannya dengan perebutan kekuasaan dalam hal ini kontestasi Pilpres 2019. Aroma kekuasaan ini semakin tercium anyir setelah pihak BPN Prabowo-Sandi ikut membela Fadli.
Menariknya, sejak puisi "Doa yang Tertukar" menuai kecaman, Prabowo masih memilih bungkam seolah menikmati reaksi masyarakat, khususnya Nahdliyin. Entah apa yang sedang dipikirkan atau dipertimbangkan oleh Prabowo atas "Doa yang Tertukar" yang sangat beraromakan zionisme ini?
Artikel lain:
Propaganda yang Serang Jokowi Lebih Jahat dari "Firehouse of Falsehood"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H