Mohon tunggu...
Gatot Swandito
Gatot Swandito Mohon Tunggu... Administrasi - Gatot Swandito

Yang kutahu aku tidak tahu apa-apa Email: gatotswandito@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

"Jokowi Anak PKI": Propaganda "Firehouse of Falsehood" yang Mudah Dipatahkan

9 Februari 2019   11:47 Diperbarui: 9 Februari 2019   12:25 924
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelum maju dalam Pilgub DKI Jakarta 2012, Jokowi telah mengikuti Pilwalkot Surakarta. Bukan satu kali saja Jokowi maju dalam Pilwalkot Surakarta, melainkan dua kali, yaitu pada 2005 dan 2010.

Logikanya, isu-isu tersebut sudah beredar sejak Jokowi ikut dalam pemilihan calon Walikota Surakarta pada 2005 setidaknya pada 2010. Karena ketika itu Jokowi maju di kota atau daerah yang paling dekat dengan masa lalunya di mana Jokowi memiliki sanak famili, teman-teman bermain, tetangga, teman-teman sekolah, dan lain sebagainya. Mereka pastinya mengenal Jokowi berikut keluarga dan latar belakangnya.

Dengan demikian, jika latar belakang Jokowi seperti yang disebutkan dalam isu-isu yang beredar sejak putaran kedua Pilgub DKI, maka seharusnya isu-isu tersebut sudah beredar sejak Jokowi ikut dalam Pilwalkot Solo.

Kalau agama yang dianut Jokowi bukan Islam, pastinya tetangga-tetangga dekat di Solo, teman kecil di sekitar rumah Jokowi, teman sekolah tempat Jokowi menuntut, dan lainnya sudah bersuara. Faktanya suara-suara tersebut tidak terdengar. Begitu juga dengan isu yang menyebut Jokowi keturunan Tionghoa. Pastinya isu ini pun sudah terdengar pada 2005 dan kembali mencuat pada 2010.

Sementara jika benar ayah kandung Jokowi, Noto Mihardjo, adalah anggota PKI, pastinya nama ayah Jokowi terekam dalam "buku hitam" yang disimpan di dalam laci meja markas TNI di Surakarta. Sedangkan, KTP Jokowi ditandai sebagai orang yang "tidak bersih lingkungan". 

Faktanya, nama Noto Mihardjo tidak terdapat dalam "buku hitam", sementara KTP Jokowi bersih dari tanda "tidak bersih lingkungan". Karenanya, saat Pilwalkot Surakarta 2005 dan 2010, tidak muncul isu Jokowi anak anggota PKI.

Kalaupun Noto Muhardjo ketika itu lolos dari kejaran aparat TNI saat pembasmian anggota PKI pada 1965-1966, tidak demikian dengan tetangga Noto Mihardjo. Tetangga yang dekat Jokowi pastinya masih mengingat peristiwa yang yang dialami Noto pada 1965 tersebut  

Karenanya, seperti isu-isu lainnya, kalau benar ayah kandung Jokowi adalah anggota PKI, pastinya tetangga-tetangga Noto sudah bersuara sejak 2005. Faktanya, saat Pilwalkot Solo 2005, isu ini pun tidak terdengar.

Sesedarhana itu mematahkan isu-isu terkait masa lalu Jokowi dan keluarganya. Dan, tetangga dekat Jokowi di Surakarta adalah kuncinya.

Karenanya, segalam macam isu, dari isu agama sampai isu PKI adalah kebohongan alias hoax. Hoax yang terus disemburkan lewat berbagai kanal informasi, khususnya media sosial, inilah yang disebut sebagai "Propaganda Rusia" yang kemudian dikenal sebagai "Firehouse of Falsehood".

Propaganda Firehouse of Falsehood ini merupakan teknik propaganda modern yang dikembangkan dari Argentum ad nausem atau lebih dikenal sebagai teknik Big Lie (kebohongan besar) yang dipelopori oleh propagandis Nazi Joseph Goebbels.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun