Perhatikan puisi "Islam Indonesia Dihancurkan" karya Nandang Buhanuddin yang sempat diunggah oleh situs PKSpiyungan.org (Bisa dibaca di sini.)
" ... Akankah kita diam saat Islam dimajinalkan?
Akankah kita berpangku tangan saat peran umat dipinggirkan?
Kita berhadapan dengan mafia dunia yang diprogramkan
Penjajahan baru dan Indonesia akan dihancurkan
Bangkit kawan segala hal persiapkan
Latihan militer jangan dilupakan
Bangun kembali Hizbul Wathan yang dibanggakan
Penjajahan ekonomi, penindasan minoritas, harus kita singkirkan..)
Upaya memancing kemarahan umat Islam pun dimainkan lewat meme seperti di bawah ini.
Dan, sebenarnya propaganda semacam ini sudah dilancarkan sejak Jokowi masih menjabat Gubernur DKI Jakarta. Ketika itu kata "himbauan" yang diucapkan Jokowi untuk tidak takbir keliling di jalan saat Iedul Adha 2013 dipelintir menjadi "larangan"
Propaganda yang saat ini sedang diarahkan kepada Jokowi ini sebenarnya lebih mirip dengan propaganda yang dilancarkan Hizbut Tahrir untuk menumbangkan Presiden Libya Moamar Khadafi, seperti dalam publikasi ini Gaddafi Wor on Islam".
Karena jauh lebih ganas dari "Propaganda Rusia" aka "Firehouse of Falsehood", maka propaganda yang menyerang Jokowi bisa disebut sebagai "Firehouse of Falsehood Plus-plus".
Menariknya, jika diamati, propaganda yang menyerang Jokowi yang di-viral-kan lewat medsos lebih banyak dalam bentuk meme. Dengan demikian, pengguna medsos dapat lebih mudah dan cepat menyerap konten-konten yang disebarluaskan.
Dan, di antara banyak pengguna media sosial, banyak yang tidak menyadari jika konten yang di-share atau diunggahnya termasuk hoax. Barulah, setelah mengetahui jika konten yang di-share atau diunggahnya adalah hoax mereka menghapusnya. Tetapi, bagi yang tidak mengetahuinya, konten-konten tersebut tetap terpajang di berandanya.
Â