Dalam Pilpres 2019 ini, selain ada kelompok pendukung Jokowi-Ma'ruf dan pendukung Prabowo Sandi yang sudah terpolarisasi, ada juga kelompok swing voter dan kelompok undecided voter.
Jika kelompok terpolarisasi dan undecided voter sulit untuk digoyahkan, tidak demikian dengan kelompok swing voter yang rentan terhadap isu.
Lantaran rentan, kelompok swing voter ini mudah berpindah-pindah. Jika muncul pemberitaan negatif tentang Jokowi, kelompok ini akan lompat pagar menjadi pemilih Prabowo atau golput. Begitu juga sebaliknya.
Pemberitaan tentang peredaran tabloid IB serta isinya yang disebut-sebut menyudutkan Prabowo (Sekali lagi bukan isi dari tabloid IB itu sendiri) ini pastinya menciptakan sentimen negatif bagi Jokowi. Akibatnya, kelompok swing voter akan bergeser menjadi pemilih Prabowo atau menjadi golput.
Jadi, penerbitan dan peredaran tabloid IB ini sebenarnya bukan merugikan Prabowo, melainkan Jokowi.
Masalahnya, tidak seperti dua kelompok lainnya, jumlah kelompok swing voter ini tidak diketahui lantaran tidak dopublikasikan oleh seluruh lembaga survei.
Tetapi, berapa pun angka swing voter, isu tabloid IB tetap merupakan ancaman bagi Jokowi.
Tablid Indonesia Barokah Mirip dengan Ratna Sarumpaet
Sebelum penganiayaan terhadap Ratna Sarumpaet terbongkar dan dinyatakan hoax, elektabilitas Jokowi terancam merosot tajam.
Tabloid IB ini mirip dengan Ratna Sarumpaet. Sementara, isi dari tabloid IB yang dianggap tendensius menyerang Prabowo sama dengan serangan terhadap Ratna yang merupakan anggota tim pemenangan Prabowo.
Karenanya, dampak dari pemberitaan tentang tablod IB sama dengan pemberitaan tentang Ratna (sebelum dibongkar Polisi). Keduanya sama-sama menciptakan sentimen negatif bagi Jokowi.