Dari logika yang sangat sederhana tersebut, tuduhan yang dialamatkan Andre pada Ipang dengan sendirinya terpatahkan.
 Tabloid Indonesia Barokah Menyasar Swing Voter
Pertanyaan menarik dari kasus tabloid IB bukan ada pada siapa dalangnya, melainkan untuk apa tabloid ini diterbitkan dan diedarkan?
Dari sisi konten, tabloid IB berisikan pemberitaan tentang perpolitikan tanah air jelang Pilpres 2019. Menariknya, IB hanya menyoroti sisi negatif dari Prabowo-Sandi.
Jika dicermati, sebenarnya tidak ada yang baru pada pemberitaan tabloid ini. Semua informasi yang disajikannya hanyalah daur ulang dari media arus utama, Karenanya, isi dari tabloid IB sudah diketahui oleh pembacanya.
Selain isinya, target pengiriman dari tabloid yang menggemparkan ini juga menarik untuk dicermati. Tabloid ini dikirim lewat pos ke masjid-masjid kecil di sejumlah daerah. Karenanya, penerima dan pembaca pertama IB pastinya pengurus masjid yang biasanya berjumlah kurang dari 5 orang.
Karena isinya yang lebih berbau politik, berbeda dengan buletin "Jumatan", pengurus masjid kemungkinan tidak membagikannya kepada para jamaah. Terlebih setelah media gencar memberitakan peredaran tabloid IB.Â
Pengurus masjid pastinya berpkir dua-tiga kali lagi untuk mengedarkannya. Lebih lagi banyak pengurus masjid yang memahami tentang larangan berpolitik praktis di dalam masjid. Jadi, bisa disimpulkan jika jumlah pembaca IB sangat terbatas.
Dengan demikian, isi dari tabloid IB sama sekali tidak mempengaruhi elektoral. Ini berbeda dengan Tabloid Obor Rakyat yang isinya hoax dan disebar langsung ke tengah masyarakat.
Tetapi, meskipun isi tabloid IB tidak memengaruhi elektoral, tidak demikian dengan pemberitaan tentang peredarannya. Pemberitaan media tentang peredaran tabloid IB inilah yang merupakan "peluru" yang sebenarnya.