Mohon tunggu...
Gatot Swandito
Gatot Swandito Mohon Tunggu... Administrasi - Gatot Swandito

Yang kutahu aku tidak tahu apa-apa Email: gatotswandito@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Tanpa Kembang Kantil, Kante Menangi Piala Dunia 2018

16 Juli 2018   00:00 Diperbarui: 30 Mei 2021   11:43 3128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
N'Golo Kante saat berduel melawan Luca Modric di partai final Piala Dunia 2018 (Sumber: BBC.com)

Adalah Benjamin Pavard yang menggetarkan jala gawang Argentina dari luar kotak pinalti pada 30 Juni 2018. Sama seperti gol pertama Thuram, gol Pavard yang dibukukan pada menit ke 57 itu juga merupakan gol balasan setelah Perancis tertinggal 1-2.

Sama seperti gol penyeimbang yang ditorehkan Thuram 20 tahun silam, gol Pavard itu pun sekaligus juga mengembalikan mental tanding rekan-rekannya yang sempat terguncang.

"The coach told me, there is another right back who scored the same goal, Lilian Thuram," ungkap Pavard usai pertandingan  sebagaimana yang dikutip Washingtonpost.com.

Sebagaimana Thuram, Pavard pun bukan saja berhasil membalikkan keadaan, tetapi juga membawa Les Bleus melaju ke babak-babak selanjutnya.

Tetapi, dalam sebuah permainan tim, Pavard bukanlah satu-satunya pemain yang membawa Perancis menuju panggung tertinggi dalam kancah sepak bola dunia. Masih ada sepuluh pemain lainnya yang juga melakoni perannya sesuai dengan yang diinstruksikan pelatih Perancis Didier Deschamps.

Dalam formasi 4-2-3-1 yang diaplikasikan Deschamps, Pavard hanya satu dari empat pemain yang diplot di antara penjaga gawang dan gelandang bertahan. Bersama Pavard, Deschamps menderetkan Raphael Varane, Samuel Umtiti, dan Lucas Hernndez.

Di depan empat pilar pertahanan pilihannya, Deschamps menurunkan N'Golo Kante yang lebih banyak ditugasi menjaga daerah pertahanan dari serbuan lawan. Dalam menjalankan instruksi pelatihnya, Kante mendapat sokongan dari Paul Pogba.  

Sebenarnya, formasi dan juga strategi Deschamps ini mirip dengan strategi yang diterapkan Jaquet 20 tahun silam. Ketika itu Deschamps sebagai gelandang bertahan ditempatkan di pos yang sama Kante.

Hanya saja, karena sejumlah situasi yang terjadi di lapangan, tim besutan Deschamps lebih banyak bermain di daerah pertahannya sendiri ketimbang melancarkan serangan yang membuat gawang lawannya terancam.

Kecenderungan Perancis yang lebih banyak bertahan ini terlihat dari rekaman statistik pertandingan. Sejak Perancis memulai laga perdananya melawan Autralia pada 16 Juni 2018, ball possession Perancis rerata di bawah 50 persen. Menariknya, saat membenamkan Uruguay dengan skor 2-0, pun penguasaan bola Perancis hanya 39 persen.

Dari strategi defensif yang ditunjukkan lewat rekam statistik pertandingan, bisa disimpulkan jika Deschamps lebih menumpukan kekokohan benteng pertahanannya dan mengandalkan serangan balik lewat kecepatan drible amunisi-amunisinya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun