Sampai lima bulan jelang masa pendaftaran bakal capres-cawapres yang digelar pada 4-10 Agustus 2018, hanya Gatot Nurmantyo yang terbilang berbeda dari figur-figur lainnya.
Sebab, Gatot bukanlah kader partai politik. Selain itu, dukungan kepada Gatot pun mayoritas datang dari kelompok masyarakat non-partisan.
Dan, lebih menariknya lagi, sebagai prajurit TNI aktif, Gatot dilarang keras berpolitik praktis, apalagi sampai Ber partai politik, sampai hari pensiunnya tiba pada 1 April 2018 nanti.
Dan, sebagaimana Ahok yang didukung oleh kelompok non-partisan yang menamai dirinya Teman Ahok, Gatot pun didukung oleh Relawan Selendang Putih Nusantara (RSPN) yang juga non-partisan.
Menurut Dewan Penasehat DPP RSPN Sugeng Hari Sudrajat, mayoritas relawan yang tergabung dalan RSPN bukan anggota partai politik.
Menariknya, masih menurut pria berumur 56 tahun ini, relawan RSPN pada umumnya berasal dari pendukung Jokowi dan Prabowo Subianto saat Pilpres 2014 yang lalu.
"RSPN terbentuk dari rasa keprihatinan yang sama," tambah Sugeng saat berbincang lewat WhatsApp pada 26 Maret 2018.
Uniknya, berbeda dari kelompok-kelompok pendukung calon lainnya, nama organisasi relawan pendukung Gatot yang diketuai oleh Rama Yumantha ini tidak mencantumkan nama figur yang didukungnya.
Relawan pendukung Gatot lebih memilih "Selendang Putih" ketimbang "Pro-Gatot", "Sahabat Gatot", "Teman Gatot", atau yang lainnya.
Dalam budaya Indonesia, selendang merupakan lambang kehormatan. Sementara, putih berarti suci.
Dengan demikian, "Selendang Putih" yang dipilih oleh relawan pendukung Gatot dapat dimaknai sebagai kehormatan suci bagi Indonesia.