Menariknya, La Nyalla baru meluapkan kemarahannya pada 11 Januari 2016 atau lebih dari sebelun setelah ia dimaki-maki.
Itulah kejanggalannya. Ada kronologis yang terbolak-balik.
Seandainya, pemalakan yang disertai pemaki-makian itu terjadi setelah tanggal 21 Januari 2017 atau setelah La Nyala menyatakan ketidaksanggupannya, maka pengakuan La Nyalla tersebut masih bisa dterima akal sehat.
Apakah mungkin, Tempo.co salah menuliskan tanggalnya?
Jika menelusuri pemberitaan dari media lainnya, selain Tempo.co, media lain pun menuliskan tanggal yang sama.
La Nyalla menceritakan, diberi surat tugas oleh Prabowo pada tanggal 9 Desember 2017 untuk mengumpulkan dukungan partai dalam pencalonan dirinya. Selain itu, dia juga diminta Prabowo untuk menyiapkan uang saksi untuk seluruh TPS di Jawa Timur sebesar Rp40 miliar.(Dicopas dari Viva.co.id)
Sedangkan Detik.com menuliskan, "La Nyalla mengaku pertama kali dimintai duit untuk uang saksi pada 9 Desember 2017. Namun La Nyalla tak memerinci uang saksi ini untuk ajang pesta demokrasi yang mana."
Apakah ketiga media itu salah menuliskannya?
Jika memperhatikan video yang mem-viral lewat pada 12 Januari 2018, dengan jelas La Nyalla mengatakan tanggal sembilan sebelum diberi tugas pada tanggal sepuluh.
Surat tugas diberikan kepada La Nyalla pada tanggal 10 Desember 2017. Artinya, tanggal sembilan yang dimaksud La Nyalla adalah 9 Desember 2017.
Kemudian, La Nyalla pun menegaskan, saat ia dimaki-maki bertepatan waktunya dengan deklarasi Mayjen Sudrajat. Dan, Sudrajat dideklarasikan oleh Gerindra sebagai bakal calon Gubernur Jawa Barat di kediaman Prabowo, Hambalang, Bogor, pada 9 Desember 2017 (Sumber: Tribunnews.com).