Mohon tunggu...
Gatot Swandito
Gatot Swandito Mohon Tunggu... Administrasi - Gatot Swandito

Yang kutahu aku tidak tahu apa-apa Email: gatotswandito@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

SBY vs Antasari, antara Informasi Antasari dengan Bocoran WikiLeaks

17 Februari 2017   10:02 Diperbarui: 16 April 2017   06:00 7057
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pada 15 Desember 2013 Kompas.com menurunkan berita bertajuk “Inilah
Alasan Australia Sadap Ani Yudhoyono” dan “Inilah Alasan Australia
Sadap Ani Yudhoyono” Kedua artikel tersebut bersumber dari “Why
Australia's spies targeted SBY's wife - Kristiani Herawati” yang
dipublikasikan The Australian sehari sebelumnya. The Australian
menuliskan beritanya dengan bersumber dari telegram yang dibocorkan
WikiLeaks.

Telegram yang dibocorkan WikiLeaks itu dikirim pada 17 Oktober 2007
pukul 10:54 (tidak jelas zona waktunya) dengan subyek “A CABINET OF
ONE -- INDONESIA'S FIRST LADY EXPANDS HER INFLUENCE” dari Kedutaan
Besar Amerika Serikat di Jakarta kepada kedutaan-kedutaan besar AS di
beberapa negara, salah satunya adalah diplomat AS di Canbera,
Australia. Isi telegram yang bersifat rahasia (secret) ini mengenai
kuatnya pengaruh Ibu Negara Kristiani Herawati terhadap Presiden SBY.

Dari telegram itu diketahui Ani membatasi akses para penasihat
Presiden. Dan, dengan memperkuat perannya sebagai gatekeeper, Ani
mampu menyediakan Presiden pandangan dan perspektif kebijakan yang
dipilihnya sendiri. Disampaikan pula tentang peran Ani sebagai broker
kekuasaan di dalam pemerintahan.

Informasi mengenai sepak terjang Ani didapat Kedubes AS dari berbagai
narasumber. Dan sumber utama yang disebutkan dalam berita kawat
diplomatik tersebut adalah T.B. Silalahi (penasehat presiden), Dadan
Irawan (pejabat senior Golkar) Yahya Asagaf (Pejabat Badan Intelijen
Negara), dan Ridwan Soeriyadi (orang dekat keluarga SBY).

Informasi-informasi dari keempat sumber tersebut didapat dari hasil
bincang-bincang keseharian. Bahkan curhat pun dijadikan bahan
informasi. Misalnya, informasi dari TB Silalahi yang menceritakan
sepupunya yang juga sekretaris kabinet Sudi Silalahi yang hampir
mengundurkan diri akibat dinamika kehidupan Istana yang membuatnya
frustasi.

Jadi, sekalipun obrolan itu berlangsung di warung kopi asal yang
menyampaikannya kalangan dekat Istana maka akan dijadikan bahan
informasi. Dan, informasi yang didapat dari hasil obrolan itu langsung
dikirim tanpa lebih dulu diselidiki kebenarannya. Itulah kenapa
telegram yang dibocorkan WikiLeaks itu disebut unconfirmed rumor.

Jadi, bocoran WikiLeaks sebagai sebuah kebenaran, apalagi distempel
informasi “A1”. Bocoran WikiLeaks belum tentu valid karena belum
diverifikasi. Ada banyak celah penyimpangan pada bocoran WikiLeaks.
Pertama, jelas bisa saja WikiLeaks yang menyimpangkan informasi yang
dibocorkannya. Kedua, bisa juga Kedubes AS atau “orangnya” yang
memelesetkan informasi yang diterimanya. Tapi, bisa juga orang di
sekitar Istana yang sengaja berbohong dengan berbagai motifnya.

Tetapi, apa pun yang dibocorkan oleh WikiLeaks, masyarakat dunia sudah
menganggapnya sebagai fakta, kebenaran yang absolut, mutlak tidak bisa
ditolak.

Di tengah ketertutupan dunia intelijen, WikiLeaks dianggap sebagai
telinga publik sekaligus penyampai informasi-informasi yang
dirahasiakan. Dengan kata lain, WikiLeaks sudah dianggap sebagai
institusi intelijen dari masyarakat internasional. Sebagaimana
WikiLeaks, demikian juga dengan Antasari. Informasi yang disampaikan
oleh Antasari sudah dianggap sebagai sebuah fakta yang benar-benar
terjadi.

Tetapi, kalau dicermati lebih dalam, informasi dari Antasari bukanlah
sebuah fakta. Informasi Antasari tentang keterlibatan SBY dalam kasus
pembunuhan Nasrudin masih berupa teori konspirasi. Dan, teori
konspirasi bukanlah konspirasi itu sendiri. Teori konspirasi,
gampangnya, hanyalah teori yang mengaitkan sejumlah kepingan fakta
dengan ilusi, khayalan, imajinasi, dan sejenisnya.

Seperti yang ditulis dalam artikel ini,
Teori konspirasi Antasari tentang keterlibatan SBY sebagai dalang
pembunuhan Nasruddin sangat mudah dipatahkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun