Mohon tunggu...
Gatot Swandito
Gatot Swandito Mohon Tunggu... Administrasi - Gatot Swandito

Yang kutahu aku tidak tahu apa-apa Email: gatotswandito@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Jangan Mudah Dihasut Foto Pilkada DKI 2017 Curang

16 Februari 2017   14:47 Diperbarui: 16 Februari 2017   18:26 763
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mau curcol saja.

Pertama, terima kasih kepada para sahabat yang telah mengirimi saya dengan berbagai informasi tentang (indikasi) kecurangan Pilgub DKI 2017. Saya ini blogger Kompasiana yang secara kebetulan pernah dipilih sebagai Ketua KPPS pada saat Pemilu 2014 lalu. Jadi baru dua kali pemilu yang melibatkan saya, Pileg 2014 dan Pilpres 2014. Cuma, mungkin karena, saya banyak menulis tentang masalah-masalah terkait pemilu banyak teman yang berpikir kalau saya tahu banyak. Padahal, yang saya ketahui hanya praktek pemilu di TPS dan berbagai indikasi kecurangan pemilu yang mungkin terjadi.

 Sejak kemarin sore banyak informasi yang masuk lewat email dan akun media sosial yang saya miliki. Umumnya, bertanya tentang kebenaran foto-foto dan video yang beredar di media sosial. Ada juga yang mengirimi foto tentang server KPUD DKI Jakarta yang mendadak ngadat di saat Paslon Anies-Sandi sedang memimpin dengan perolehan suara di atas 50 %.

 Sever KPU ngadat juga pernah terjadi pada saat Pilpres 2009. Gegara ngadat itu, KPU segera menghentikan operasinya. Soal server KPUD DKI Jakarta yang mendadak ngadat tidak usah dipikirkan. Apalagi sampai mencari ahli IT untuk menyelidikinya. Kenapa? Karena perhitungan suara yang resmi diakui oleh KPU adalah yang dicatat secara manual, bukan secara sistem elektronik.

 Sistem manual ini berasal dari Form C1 tiap TPS. Form C1 per TPS ini kemudian direkapitulasi oleh petugas PPS di kelurahan. Selanjutnya direkapitulasi secara berjenjang di kecamatan, kota, dan Propinsi DKI Jakarta. Maka kalau pun pada server KPUD DKI Jakarta ditemukan penyimpangan, tidak akan mempengaruhi hasil perolehan suara masing-masing paslon. Jadi, mending awasi perjalanan rekapitulasi perolehan suara di setiap jenjang.

 Sebelumnya, foto-foto yang beredar di media sosial itu bukan Form C1 Pleno. Form ini dipajang di TPS saat tahap penghitungan suara dimulai. Dan setelah selesai petugas KPPS mempersilahkan kepada siapa pun untuk mengambil foto atau video.

 (Beredarnya foto-foto hasil perolehan suara tiap TPS ini juga sebagai bantahan kepada Umar Abbuh yang mengaku mendapat informasi dari intelijen. Katanya, informasi yang didapatnya secara rahasia itu didapat dari TNI/Polri. Ditambahkannya lagi, kalau informasi yang didapat TNI. Polri itu akurat karena hanya TNI dan Polri yang mendapat akses untuk mengambil foto di TPS).

 Salah satu foto yang dikirim adalah Form C1 Pleno TPS 015 Kel. Kembangan, Kec. Kembangan, Jakbar. Dalam foto itu nampak suara Paslon Nomor 1 hanya Nol alias tidak ada yang mencoblosnya, Paslon Nomor 2 meraup 461 suara, dan Paslon Nomor 3 meraih 2 suara. Atas, foto tersebut banyak yang menyebutkan kejanggalannya. Katanya, “Apa saksi Paslon Nomor 1 tidak mencoblos tanda gambar Paslon yang didukungnya?

 Kalau dilihat lebih lanjut dari foto tersebut nampak jelas Jumlah Seluruh Suara Sah tercatat 463, sementara Suara Tidak Sah tercatat 0 (nol).

 Dari foto itu dapat disimpulkan kalau seluruh pemilih pada TPS tersebut mencoblos surat suaranya dengan benar dan tidak ada pemilih yang salah dalam melakukan pencoblosan. Artinya, saksi dari Paslon Nomor 1 pun mencoblos surat suaranya dengan benar. Hanya saja, ia tidak memilih Paslon Nomor 1, tetapi antara Paslon Nomor 2 atau Paslon Nomor 3.

 Jadi, tidak ada kejanggalan pada foto perolehan suara TPS 015 di Kel. Kembangan tersebut. Selain itu terlihat juga ada tanda tangan milik saksi Paslon Nomor 1 yang bernama Panki. Sederhananya, tidak ada yang janggal kalau salah satu paslon tidak memperoleh satu pun suara, meski paslon tersebut mengirimkan saksinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun