Lihat saja bagaimana Soeharto di Indonesia yang memilih lengser, Ben Ali di Tunisia, Muhammad Mubarak di Mesir, Thaksin Shinawatra di Thailan, dll yang lebih mundur dari kursi kekuasaannya ketimbang menghadapi gelombang people power. Lantas dari mana dasar para pendukung Jokowi/Ahok percaya kalau Jokowi akan membantai people power dengan senjata yang dibeli dari pajak rakyatnya sendiri.
Lantas bagaimana dengan slogan Dwitunggal Jokowi-Ahok yang digaung-gaungkan oleh pendukung Jokowi/Ahok? Bagaimana Jokowi didwitunggalkan dengan Ahok yang kontroversial sehingga menimbulkan banyak serangan dan serangan pada Ahok sama artinya dengan serangan
kepada Jokowi. Dalam kasus penistaan agama ini, jelas Ahok adalah pelakunya, tetapi serangan-serangan juga diarahkan kepada Jokowi. Siapa yang membangun slogan Dwitunggal Jokowi-Ahok ini? Jawabanya pendukung keduanya. Tetapi siapa yang menciptakannya, pendukung atau lawan politik Jokowi?
Demikian juga dengan situs-situs yang dikenal pro Jokowi/Ahok. Tulisan-tulisan dalam situs tersebut begitu memuja keduanya. Sebaliknya, dengan kasar para penulis menghujat menghina dinakan dengan sebegitu nistanya setiap yang dianggap lawan Jokowi/Ahok. Siapa di balik situs-situs penyebar hoax bermuatan kebencian terhadap suatu kelompok tersebut? Siapa di balik penyandang dananya, pendukung Jokowi/Ahok atau  pendukung lawan politik dari keduanya?
Itulah sedikit pertanyaan bagi para pendukung Jokowi/Ahok sebelum memuja junjungannya dan menghujat dengan begitu menghinainstakannya
semua pihak yang berseberangan dengan Jokowi/Ahok.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI