Mohon tunggu...
Gatot Swandito
Gatot Swandito Mohon Tunggu... Administrasi - Gatot Swandito

Yang kutahu aku tidak tahu apa-apa Email: gatotswandito@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Pasar Kanoman Sudah Lama Dijadikan Belanda Sebagai "Pagar Pemakan Tanaman"

27 Januari 2017   13:28 Diperbarui: 28 Januari 2017   15:49 3251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gerbang Pasar Kanoman Cirebon 25 Januari 2017 (Foto: Dok Pri)

Sebagaimana dengan pasar-pasar lainnya, nadi Pasar Kanoman mulai berdenyut sejak dini hari atau sekitar pukul dua pagi. Ada berbagai macam barang dagangan yang ditawarkan, mulai dari hasil perikanan laut sampai hasil industri, dari ikan teri sampai pakaian jadi. Tidak ketinggalan, di pasar ini juga banyak ditemui kuliner khas Cirebon seperti empal genthong, docang, dan pastinya nasi lengko.

Belakangan diberitakan bahwa masa kontrak Perumda Pasar Kota Cirebon sebegai pengelola Pasar kanoman sudah habis pada 12 Juli 2016. Ke depan pihak Keraton Kanoman sudah menggandeng PT Inti dalam pengembangan Pasar Kanoman. Atas kerja sama tersebut, DPRD Kota Cirebon berharap Pasar Kanoman tetap menjadi pasar tradisional.

Dengan dimulainya kerja sama antara Keraton Kanoman dengan PT Inti, renovasi Pasar Kanoman pun direncanakan. Dalam rencana renovasinya, pihak keraton menginginkan adanya akses alun-alun sebagai upaya peningkatan okupansi wisatawan.

Gapura Keraton Kanoman (Foto Dok Pri)
Gapura Keraton Kanoman (Foto Dok Pri)
Harapan pihak Keraton Kanoman tidak berlebihan mengingat akses masuk ke keraton memang sulit. Jalan masuk ke area keraton hanya selebar 6 M. Itu pun sudah menyempit karena banyaknya lapak pedagang yang digelar di sisi kanan dan kiri jalan. Selain itu, setiap kali musim hujan jalan menuju area keraton pun becek. Bahkan, Weringin Kurung (pohon beringin) yang menjadi salah satu simbol dari keraton pun tertutup oleh lapak-lapak pedagang.

Keberadaan Keraton Keraton dan Pasar Kanoman memang tidak bisa dipisahkan. Keduanya telah menyatu sejak ratusan tahun lamanya. Oleh karenanya perlu adanya harmonisasi antara keraton dengan pasar. Keduanya bisa bersinergi, saling dukung satu sama lain. Dengan harmonisasi tersebut, ke depan Pasar Kanoman tidak lagi bagaikan “pagar makan tanaman” kepada Keraton Kanoman.

Dengan diinisiasinya Hari Pasar Rakyat Nasional oleh Yayasan Danamon peduli, bukan saja eksistensi Pasar Kanoman yang meningkat, tetapi juga Keraton Kanoman. Dengan demikian, Hari Pasar Rakyat Nasional bisa dimanfaatkan oleh pemerintah Kota Cirebon untuk mengembangkan potensi wisata sejarah yang ada di Kota Wali tersebut.

Bagi Kanoman, urgensi Hari Pasar Rakyat Nasional bukan hanya sekedar untuk mengembangkan sektor pariwisata. Jika diperhatikan, ada daya tarik lainnya dari Pasar Kanoman. Di sekitar pasar yang berada di sebelah utara keraton Kanoman yang notabane keraton kerajaan Islam berdiri tiga vihara tua. Salah satunya, Vihara Dewi Welas Asih yang dibangun pada sekitar tahun 1595 M atau lebih tua dari bangunan Keraton Kanoman.

Keberadaan Keraton Kanoman sebagai kesultanan Islam dengan masjid tua Kanoman yang berdiri di sebelah barat alun-alun serta tiga vihara kuno di sekelilingnya merupakan bukti nyata telah terjalinnya toleransi selama ratusan tahun di antara berbagai pemeluk agama di Kota Wali Cirebon. Dengan demikian, Hari Pasar Rakyat Nasional yang digagas oleh Yayasan Danamon Peduli dapat juga dimanfaatkan sebagai momen untuk mempererat persatuan sesama anak bangsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun