Efek yang dihasilkan oleh bom panci Mumbai mampu melubangi dinding gerbong kereta api yang terbuat dari lempengan baja setebal 1 cm. Sedangkan, bom panci Boston berdampak pada pecahnya kaca-kaca bangunan yang berada puluhan meter dari titik ledakan. Maka, kalau bom panci made in Indonesia ini diledakkan sudah bisa dipastikan orang-orang yang berada dalam radius 300 meter akan terluka. Dan dalam jarak yang lebih dekat, paku yang dilontarkan oleh bom yang dikenal sebagai IED (improvised explosive device) ini dapat menembus batok kepala manusia.
Kalau pun saat diledakkan bom panci made in Indonesia ini tidak mengeluarkan bunyi keras dan merusak, hal itu disebabkan kerena proses pemusnahan menggunakan menggunakan water jet disrupter. Dengan alat ini bom “dirusak” dengan ditembakkan air bertekanan dan berkecepatan tinggi.
Ada juga sebagian tokoh yang menyebut bom panci sekedar lulucon ala sinetron. Katanya, sangat tidak mungkin bom panci sanggup meluluhlantakkan Istana Negara. Jangankan menghancurkan Istana, untuk sekedar melewati penjagaan keamanan saja, pelaku tidak mungkin sanggup.
Pendapat di atas benar. Bom panci Bekasi sangat tidak mungkin meluluhlantakkan Istana Negara. Bahkan untuk sekadar memecahkan kaca-kaca jendela yang berada di Istana pun sangat tidak mungkin.
Tetapi, pemeriksaan di Istana dimulai dari pos pertama yang letaknya sekitar 20 meter dari gerbang Istana. Di pos tersebut pengunjung Istana diperiksa secara ketat. Setidaknya, ada 4 personel yang tampak berjaga di pos tersebut. Kalau bom itu diledakkan saat pelaku diperiksa, maka kurang lebih ada 4 orang yang terkena dampaknya.
Sedangkan, tujuan teroris bukan hanya untuk membunuh korban atau membuat kerusakan. Ada sejumlah tujuan aksi teror, mulai dari menyebar rasa takut, untuk memotivasi para calon pelaku teror lainnya, menunjukkan eksistensi, mencari dana, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Teroris Bom Panci di Antara Teroris Bom Lainnya
Dalam persoalan terorisme, bom panci yang dibawa oleh Dian sebagai pengantinnya tidak harus menimbulkan korban jiwa. Kerusakan yang berarti pun tidak harus terjadi. Bom panci yang rencananya akan diledakkan di saat pergantian Paspampres di Istana Negara itu sudah dapat mengguncang dunia karena diledakkan tepat atau di sekitar “simbol” negara.
Bom mobil yang meledak di Jalan Rasuna Said pada 9 September 2004 tidak menimbulkan korban jiwa. Kerusakan pun hanya pecahnya kaca-kaca jendela. Namun karena diledakkan di depan Kedubes Australia, maka efek yang ditimbulkannya mampu mengguncang dunia.
Dalam beberapa hari ini beredar sejumlah foto Dian yang disandingkan dengan foto perempuan berwajah mirip Dian. Dalam foto-foto yang tersebar, perempuan berwajah mirip Dian itu berpose syur yang memperlihatkan buah dadanya. Lewat foto-foto syur itu, dibangun opini kalau Dian yang berpose nakal itu tidak mungkin mau menjadi pengantin. Foto-foto syur itu kemudian menjadi penguat opini kalau isu bom panci hanyalah rekayasa polisi.
Tidak jelas kapan foto-foto syur perempuan mirip Dian itu diunggah pertama kali. Tetapi, kenakalan tidak bisa dijadikan patokan. Muhammad Syarif, pelaku bom bunuh diri di Masjid Az Zikra yang komplek Mapolresta Cirebon sebelumnya dikenal sebagai preman kampung. Justru orang-orang yang sedang mencari jalan Tuhan inilah yang mudah disesatkan oleh para perekrut penganten. Lagipula, jihad bukan satu-satunya motivasi seseorang untuk bersedia menjadi pengantin. Ada juga yang bermotifkan ekonomi. Zarena Muzhikhoeva yang gagal melakukan bom bunuh diri di sebuah cafe di Moscow, contohnya.
Selain itu, tidak sedikit yang menganggap isu bom panci sebagai upaya pengalihan isu persidangan Ahok. Padahal, sebuah isu hanya dapat dialihkan oleh isu yang lebih besar yang mampu menyedot perhatian lebih luas. Sementara persidangan Ahok tidak mungkin dialihkan karena peristiwa ini sudah menjadi perhatian luas. Persidangan Ahok pun akan berjalan selama berbulan-bulan. Logikanya, kalau isu bom panci adalah bentuk pengalihan isu, maka di setiap jelang masa sidang Ahok akan muncul isu teroris.