Menariknya, jumlah peserta Aksi 212 ini dipangkas oleh akun-akun pendukung Jokowi/Ahok menjadi hanya di bawah 500 ribu peserta.Selain itu, akun-akun pendukung Jokowi/Ahok pun mengatakan kalau isu penistaan agama tidak mengguncang akar rumput. Dan masih banyak lagi opini-opini sesat yang dikembangkan oleh akun-akun pendukung Jokowi/Ahok lainnya.
Dengan opini yang dibangunnya itu, akun-akun pendukung Jokowi/Ahok telah mempersepsikan kalau makar tidak mungkin terjadi. Artinya, para pendukung Jokowi/Ahok ini turut membentuk opini kalau Polri telah salah langkah. Sederhananya, akun-akun pendukung Jokowi/Ahok ini mengopinikan kalau isu makar hanya ilusi pemerintah dan aparat keamanan. Padahal sebelumnya merekalah yang paling banter koar-koar kalau ada pihak yang merencanakan makar.
Padahal, faktanya, presiden, Panglima TNI, Kapolri, beserta jajarannya aktif bersafari ke berbagai daerah di Indonesia untuk meredam isu ini. Faktanya, terjadi aksi unjuk rasa di berbagai daerah. Faktanya lagi, ada banyak perserta Aksi 212 yang datang dari daerah. Deretan fakta itulah yang coba ditutupi oleh akun-akun pendukung Jokowi/Ahok.
Kenapa akun-akun pendukung Jokowi/Ahok malah ikut membangun persepsi kalau makar tidak mungkin terjadi? Ada apa dengan pendukung Jokowi/Ahok ini? Jawabannya bisa dilihat dari Parade Kita Indonesia pada 4 Desember 2016. Pihak mana saja yang mendukung parade tersebut? Lantas, kenapa PDIP dan Hanura tidak ambil bagian dalam parade yang semakin memperburuk citra pemerintah tersebut?
Kalau SBY hanya mengungkapkan ada orang-orang di pemerintahan yang main mata dengan terduga pelaku makar, faktanya jauh lebih gawat lagi. Sekarang, sudah semakin jelas kalau banyak akun pendukung Jokowi yang terlibat dalam upaya penggembosan pemerintah. Tentu saja ada yang melakukannya dengan kesadaran dan motif tertentu. Ada juga yang tanpa sadar dan hanya ikut-ikutan saja.
