Kata si pemilik akun, anak temannya itu mendapat tawaran itu langsung bercerita kepada orangtuanya, berharap dapat restu. Namun, sang orangtua justru melarang anaknya itu untuk pergi. Selengkapnya di sini. Sayangnya, postingan tersebut tidak ditemukan di akun FB Yuliana.
Informasi tentang adanya masa bayaran seharga Rp 500 ribu juga menyebar lewat sebuah link yang beredar di jejaring sosial.
“Awalnya kami dibayar 500 ribu untuk mengikuti Aksi demo namun pihak dari SBY dan Prabowo akan membayar 2 miliar jika ada kerusuhan terjadi, awalnya kami menolak namun mereka akan menjamin semua rahasia dan kemanan Anggota kami. Ami menjelaskan awalnya ingin anggotanya yang di tanggkap dibebaskan, namun tidak ada tanggapan dari pak SBY jadi ia pun memberanikan diri untuk mengungkap semua dalang kerusuhan yang terjadi. Ami juga membenarkan kata presiden Jokowi bahwa Ada Aktor politik dibalik kerusuhan yang terjadi dan aktor dibalik semua itu adalah SBY dan Prabowo.”
Sayangnya link ini sudah dihapus. Tetapi situs ini sempat mencopas isinya.
Ternyata, pengakuan Sekjen PB HMI Ami Jaya saat diperiksa penyelidik tersebut hoax.
Informasi hoax memang sedang gencar menyebar di dunia maya. Tidak sedikit yang mempercayainya dan lantas menyebarkannya. Sebagian dari informasi hoax itu disebar oleh akun anonim. Karenanya, apa mungkin Ahok pun ikut-ikutan menyebarkan informasi intelijen yang belum tentu dapat dipertanggungjawabkan sumbernya.
Kalau benar Ahok mendapat informasi intelijen yang dipercayainya juga diketahui oleh Presiden Jokowi. Tentu, pernyataan Ahok ini tidak bisa dianggap sepele. Pertanyaannya, intelijen mana yang dimaksud Ahok. BIN, TNI, Polri, atau konsultan. Setiap jawaban pasti memiliki konsekuensinya masing-masing.
Kalau melihat pernyataan Ahok, “I believe the President knows from the intelligence, I believe they know,” sebenarnya Jokowi bisa saja mengelak dengan mengatakan kalau dirinya tidak pernah mendengar soal informasi intelijen tersebut dan tidak pernah memberitahukannya kepada Ahok. Tetapi, karena namanya disebut oleh Ahok dan pernyataan Ahok tersebut sudah mengusik situasi yang tengah ditenangkan oleh pemerintah dan sejumlah tokoh masyarakat ini, ada baiknya Jokowi menklarifikasikannya. Jokowi harus klarifikasi langsung, bukan staff Istana.
Pernyataan Ahok ini justru semakin memanasi situasi jelang aksi 2511 dan rush money yang saat ini tengah coba diredam oleh pemerintah berserta para ulama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H