Mohon tunggu...
Gatot Swandito
Gatot Swandito Mohon Tunggu... Administrasi - Gatot Swandito

Yang kutahu aku tidak tahu apa-apa Email: gatotswandito@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kalau Jurus Saktinya Cuma "Asal Bukan Ahok", Jangan Harap Bisa Menang

21 September 2016   10:32 Diperbarui: 21 September 2016   10:37 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Untuk memenangi pemilu, nilai jual menjadi unsur terpenting yang harus dipertimbangkan. Kalau tidak memiliki nilai jual, atau bahkan memiliki cacat produksi, bisa dipastikan calon tersebut bakal gagal memenangi pemilu. Nilai jual ini bisa didapat dari berbagai unsur, salah satunya rekam jejak. Seorang calon yang memiliki rekam jejak buruk pastinya bakal sulit untuk dijajakan. Apalagi ke pemilih Jakarta yang diketahui memiliki tingkat keterbukaan informasi dan rasionalitas tinggi.  

Perlu juga diperhatikan, saat ini lawan Ahok semakin tidak bisa lagi menjual kesantunan. Terlebih setelah kasus OTT yang dilakukan KPK terhadap Irman Gusman yang selama ini dikenal sangat santun. Kalau lawan Ahok masih saja menjual figur jagonya dengan stemple “santun”, pasti akan menjadi makanan empuk bagi kubu Ahok.

Sandiaga Uno memang memiliki tingkat elektabilitas tertinggi di bawah Ahok dan Risma (setelah nama Ridwan Kamil tidak lagi dimasukkan). Tetapi, sekalipun  sudah jor-joran sosialisasi selama lebih dari satu tahun dan beriklan di sejumlah stasiun televisi dalam beberapa minggu ini, elektabilitas Sandi masih belum juga keluar dari satu digit. Kondisi ini mirip dengan yang dialami oleh Aburizal Bakrie jelang Pilpres 2014. Bisa dikatakan, selama setahun ini Sandi gagal mendongkrak tingkat keterpilihannya. Padahal selama setahun ini sangat jarang Sandi mendapat serangan dari lawannya.

Sudah bisa diprediksikan dalam kontestasi Pilgub DKI 2017 ini akan terjadi saling serang antar pasangan calon berikut pendukungnya. Segala macam kampanye negatf pastinya akan mewarnai jalannya pemilu.  Sandi yang memiliki masalah dengan rekam jejaknya karena diduga terlilit dalam sejumlah kasus, termasuk dugaan pelecehan seksual, pastinya akan menjadi bulan-bulanan kubu lawannya.

Kalau, tingkat elektabilitas Sandi bukan kartu mati. Tidak demikian dengan dugaan pelecehan yang ditudingkan kepada kader Gerindra ini. Dugaan kasus ini benar-benar menjadi kartu mati bagi Sandi. Bagaimana mungkin menyandingkan terduga kasus pelecehan seksual dengan Anies Baswedan yang dikenal sebagai seorang pendidik? Pasti kedua sosok itu akan sangat bertolak belakang.

Kalau Anies yang dimajukan, Yoyok Riyo menjadi menjadi pendamping yang tepat. Tetapi, sebenarnya kalau pun diajukan sebagai calon DKI 1 sosok Yoyok pun sudah bisa mengalahkan Ahok. Banyak faktor pembeda antara Yoyok dengan Ahok yang membuat Yoyok menjadi layak jual dan dapat memenangi persaingan.

Dalam sejumlah survei, biasanya kepada responden ditanyakan alasan memilih suatu produk. Kemudian interviewer akan melanjutkan pertanyaannya, misalnya “Kenapa Mas Jati lebih memilih merek rokok Tjap Kutjing daripada  merek Cap Meong?” Dari jawaban responden itu bukan saja akan  diketahui  faktor-faktor yang membedakan antara satu produk dengan produk lainnya, tetapi juga didapat unsur-unsur yang membuat posisi satu produk lebih layak jual ketimbang produk lainnya. Inilah yang disampaikan Hermawan Kartajaya saat menjadi pemateri di hadapan peserta Sekolah Calon Kepala Daerah yang digelar oleh PDIP pada awal September lalu.  

Jadi, kesimpulannya, kalau mengacu pada gagal move on nya pemilih Jakarta sejak putaran kedua Pilgub DKI 2012 dan terjadinya pergeseran pemilih Jokowi ke kutub lainnya, siapapun lawan Ahok akan keluar sebagai pemenangnya. Asal, lawan Ahok itu bukan figur yang memiliki rekam jejak yang buruk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun