Manuver PDIP pada 2012 pastinya dipengaruhi oleh Gerindra yang memiliki 6 kursi di DPRD DKI. Dengan bergabungnya Gerindra, PDIP dapat mencalonkan Jokowi. Tetapi, pencalonan Jokowi pun masih belum aman, karena bisa saja Gerindra menarik dukungan saat menjelang batas akhir pendaftaran.
Setelah keluar dari Koalisi besutan Demokrar, PDIP justru tersandera oleh Gerindra. Karena itu, meski awalnya Megawati dan Jokowi menolak Ahok, pada jam-jam terakhir akhirnya Megawati dan Jokowi menyerah juga dan mau menerima Ahok sebagai cawagub.
Dengan bercermin dari Pilgub DKI 2012 dapat disimpulkan;
Pertama PDIP tidak terpengaruh oleh rilis survei..
Kedua, PDIP lebih memilih mencalonkan kadernya ketimbang kader parpol lain sekalipun kader parpol lain itu berstatus calon petahana dengan tingkat elektabilitasnya yang tinggi.
Ketiga, PDIP tidak akan mencalonkan Risma.
Keempat, PDIP memiliki sejumlah skenario yang tidaj semua kader mengetahuinya. Dengan demikian, pemberitaan tentang panasnya suhu di antara elit PDIP belum tentu menggambarkan situasi yang sebenarnya terjadi.
Kelima, sebelum Megawati menandatangani surat keputusan, tidak seorang pun yang dapat memastikan arah dukungan parpol.
Dengan demikian, kalau dukungan kepada Foke yang lebih paten saja bisa dimentahkan, bagaimana dengan dukungan PDIP kepada Ahok yang hanya diklaim oleh sejumlah elit partai.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H