Mohon tunggu...
Gatot Swandito
Gatot Swandito Mohon Tunggu... Administrasi - Gatot Swandito

Yang kutahu aku tidak tahu apa-apa Email: gatotswandito@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Apanya yang Aneh Kalau Elektabilitas Ahok Naik

28 April 2016   08:18 Diperbarui: 28 April 2016   08:24 2850
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Memang dalam kasus Sumber Waras belum ada seorang pun yang menjadi tersangka, Tetapi dalam kasus reklamasi, tersangkanya sudah ada. Sejumlah kolega Ahok pun turut terseret dalam kasus korupsi ini, sebut saja Ariesman Widjaja dan Aguan. Bahkan orang dekat Ahok, Sunny Tanuwidjaja, sudah dicegah ke luar negeri.

Pertanyaannya, dengan jepitan dua kasus tersebut, lazimkah bila elektabilitas Ahok merangkak naik?.

Sebagai perbandingan, ambil saja kasus korupsi yang menjerat Partai Demokrat. Karena kasus bailout Bank Century, Wisma Atlet, dan Hambalang, akibatnya elektabilitas Demokrat merosot. Merosotnya elektabilitas Demokrat ini kemudian terbukti dengan perolehan suaranya pada pileg 2014 yang jeblok. Sebab akibat serupa juga dialami oleh PKS yang elektabilitasnya sempat menurun tajam pasca dihantam kasus suap kuota impor daging sapi.

Nah, apakah “sebab-akibat” serupa tidak berlaku pada Ahok? Kalau tidak, artinya ada yang tidak lazim dengan hasil survei Populi ini.

Oke, elektabilitas Demokrat dan PKS ludes karena faktor gencarnya pembertitaan. Bisa dikatakan hampir tidak ada satu pun media arus utama yang berpihak kepada kedua parpol tersebut.

Hal ini berbeda dengan Ahok. Sejumlah media arus utama lebih cenderung menjadi corong propafanda Ahok. Tetapi, di sisi lain beberapa media arus utama pun gencar menyerang Ahok. Bisa dikatakan untuk dukungan media, antara yang pro dan kontra terjadi keseimbangan.

Tetapi, pertanyaannya, apakah peran media yang berpihak pada Ahok sangat signifikan dalam menahan gempuran opini ( bahkan balik menyerang) yang mengaitkan Ahok dengan kedua kasus tersebut? Jika jawabannya benar, maka lazim jika elektabilitas Ahok terangkat meski digempur oleh dua kasus yang serius ini.

Oke, naiknya elektabilitas Ahok bisa dianggap lazim. Saya setuju pendapat itu. Demikian juga sebaliknya, lazim kalau ada lembaga survei yang menyebut elektabilitas ahok turun pun. Kuncinya: Keterbelahan media.

Tetapi, ada satu kaitan yang menggelitik dari tingkat elektabilitas Ahok. Dan dari kaitan itu, kita bisa mengatakan kalau ada sesuatu dengan angka-angka pada rilis survei yang menguggulkan Ahok. Sebenarnya sudah saya tulis. Tapi, rencananya akan saya tulis secara terpisah.

(BERSAMBUNG)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun