Ahok dan tim kampanyenya pasti tahu kalau kampanye SARA hanya sanggup mempengaruhi sebagian kecil masyarakat. Dengan kata, hanya kelompok itu-itu saja yang kena pengaruh. Apalagi yang memainkan isu SARA adalah kelompok yang selama ini mendapat stempel negatif, seperti FPI. Selebihnya, dan merupakan sebagian besar, justru menolak kampanye SARA.
Dugaan permainan isu SARA sengaja dilempar oleh pihak Ahok nampak dari wacana penggusuran kawasan Batang Luar yang mau tidak mau menyentuh Masjid Luar Batang. Dikatakan sengaja, karena secara tiba-tiba Ahok melemparkan isu ini. Dan, sekalipun wacana penggusuran masjid sudah ditepis oleh Ahok, namun “kerusakan” sudah terjadi. Kemarahan yang bermuatan SARA telah dipicu.
Mungkin aneh kalau mendengar pihak Ahok memainkan isu Sara. Tetapi, kalau mau dipkir, dengan memainkan isu SARA, Ahok memiliki sejumlah keuntungan. Pertama, Ahok akan meraup banyak dukungan dari pemilih yang anti-SARA atau yang mencita-citakan terbangunnya keindonesiaan, seperti Gunawan Mohamad.. Kedua, ini pun mampu mengalihkan perhatian lawan-lawan Ahok dari berbagai titik lemah Ahok, seperti reformasi birokrasi, rendahnya serapan anggaran, dan terutama perangai arogan Ahok terhadap rakyatnya.
Tapi, itulah strategi yang dimainkan oleh pihak Ahok. Sah-sah saja kalau jurus itu dimainkan. Toh, strategi “Aku Mah Apak Atuh” ini cukup ampuh untuk meraup simpati dan dukungan sekaligus menjebak lawan-lawannya untuk "dangdutan" mengikuti dendangan yang dimainkan pihak Ahok.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H