Lewat obrolan Grup Gocap di Kompasiana, Jumat malam 5 Februari seorang teman men-copas informasi tentang akan adanya serangan teroris pada 7 atau 8 Februari 2016. Setelah menggoogling ternyata informasi tersebut sudah diposting lewat akun Facebook Ormas Garda Rajawali Sakti pada 27 Januari 2016. Kemudian, informasi serupa ditemukan di situs netralitas.com yang diposting pada 5 Februari 2016.
Tersebar informasi bahwa pada tanggal 7 dan 8 Februari 2016, akan terjadi kasus serupa dengan insiden Sarinah. InformasiA1 itu menyebutkan, yang harus diwaspadai adalah titik-titik keramaian, seperti mall, stasiun, pasar, terminal, dan Kantor Kedutaan Asing.
Sbg info bhw pasukan ISIS sdh masuk wilayah Indonesia mulai kemarin, mereka sdh merubah penampilan, dgn cara melepas atribut Arab, mencukur rambut shg terlihat rapih, mencukur kumis serta jenggot dan ganti pakian biasa celana panjang sampai menutup mata kaki, menggunakan sepatu, membawa tas kecil berwarna hitam dgn variasi merah, ada yg menyamar seperti orang Kristen dgn memakai Salib.
Mereka bergerak secara perorangan, atau dlm team kecil, membawa senjata genggam, cairan racun dan pisau. Apabila mereka mengenakan jaket, ada rompi bom bunuh diri. Apabila mereka berjalan di malam hari, biasanya membawa parang.
Jika mereka akan melakukan penculikan, biasanya mereka menggunakan lem Aica Aibon dan obat bius.
Sasaran yg mereka incar adalah anggota Polri yg sdh berumur lanjut, gemuk/kurus dan menggunakan pakaian dinas, mereka menghindari anggta Brimob.
Sbg Kode sesama mereka bukan dgn salam (Assalamualaikum), tapi dgn telapak tangan kearah telinga seperti gerakan Sholat, lalu ditempel ke jantung, lepas telapak tangan hormat Arab kearah hidung naik ke dahi.
Mohon utk waspada ini sbg informasi , dan saling mendoakan untuk keamanan bali dan indonesia
Mohon untuk selalu waspada. "Ini informasi penting dan untuk saling mengingatkan sesama." trima ksh (sumber BIN)
Sepertinya penyebar informasi tidak mengikuti perkembangan tentang ISIS di Indonesia. Sebab pendukung ISIS di Indonesia sudah lama bergerak. Sebagaian lagi sudah berangkat ke Suriah yang mereka sebut sebagai medan jihad bintang lima. Dan, sebagian dari pendukung ISIS yang pernah mencoba mencicipi jihad di Suriah tersebut sudah kembali ke tanah air dengan berbagai alasan. Jadi, keberadaan milisi ISIS di tanah air bukan sesuatu yang bersifat rahasia.
Di situ pun disebutkan jika anggota ISIS merubah penampilannya dengan tidak berjenggot dan tidak berkumis alias klimis. Pakaian pun tidak cingkrang. Dan menggunakan atribut kristen, seperti salib. Sekali lagi penyebar informasi mungkin belum pernah melihat video-video tentang anggota ISIS warga negara Indonesia yang berperang di Suriah atau yang berada di tanah air. Sebab dari berbagai video atau foto yang diunggah di internet jelas terlihat rerata milisi ISIS tidak berjanggut maupun berkumis.
Demikian juga dengan pelaku teror lapangan. Penampilan para teroris tidak ubahnya orang kebanyakan. Lihat saja Imam Samudra Cs. Imam Samudra CS baru berjanggut setelah lama meringkuk di penjara. Hal yang sama pun terlihat pada teror Sarinah. Para pelaku berpenampilan sebagaimana umumnya orang berpenampulan. Dan, tidak ada ciri-ciri khusus dalam penampilannya. Jadi buat apa mereka menggunakan sepatu, membawa tas kecil berwarna hitam dgn variasi merah. Malah, ada yg menyamar seperti orang Kristen dgn memakai Salib.
Lalu soal penculikan. Sejak kapan ada teroris yang meneror dengan modus penculikan? Menculik, bagaimana pun lebih sulit ketimbang membunuh. Kalau membunuh bisa dilakukan dengan cara apapun, tapi menculik hanya bisa dilakukan dengan cara penangkapan, pembujukan, dan lainnya Apakah teroris ISIS sudah memiliki kemampuan menculik. Lalu penggunaan lem Aibon. Seberapa cepat lem ini bereaksi menyerang syaraf dan seberapa kuat pengaruhnya. Sampai saat ini lem aibon hanya bisa membuat orang fly.
Kemudian, sejak kapan teroris kalau keluyuran malam membawa-bawa parang? Apa teroris ISIS sudah mengubah modus dari teror “konser” menjadi teror “Kolor Ijo”?
Nah ini yang paling lucu, Sbg Kode sesama mereka bukan dgn salam (Assalamualaikum), tapi dgn telapak tangan kearah telinga seperti gerakan Sholat, lalu ditempel ke jantung, lepas telapak tangan hormat Arab kearah hidung naik ke dahi. Lha, bukannya dengan kode seperti itu malah tidak konsisten dengan strategi awal teroris yang tidak ingin berpenampilan beda. Itu satu, kedua buat apa pakai kode-kodean. Memang ini film kungfu era Chen Lung yang mengenali saudara seperguruannya yang telah lama hilang dari kode-kode tertentu.
Jadi, jelas informasi yang tersebar di media sosial itu hoax. Secara hukum BIN sendiri tidak mungkin memberkan informasi selain kepada Presiden RI.
Ancaman serangan teroris pasti ada. Tetapi, sama seperti gempa bumi yang hanya bisa diketahui wilayah terdampaknya tanpa bisa mengetahui waktu kejadiannya. Teror pun demikian, aparat keamanan hanya bisa mencium adanya ancaman tanpa bisa mendeteksi waktu dan lokasinya..
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI