Mohon tunggu...
Gatot Swandito
Gatot Swandito Mohon Tunggu... Administrasi - Gatot Swandito

Yang kutahu aku tidak tahu apa-apa Email: gatotswandito@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Hati-hati Ikut Lomba yang Digelar Metro TV dan PT Newmont

5 Februari 2016   10:34 Diperbarui: 5 Februari 2016   10:39 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalah dalam lomba itu sudah biasa. Saya sendiri lebih banyak kalahnya ketimbang menangnya. Buat saya yang penting hatinya. Buktinya, selama ikut 7 atau 8 kali lomba yang digelar di Kompasiana ini saja saya baru memenangi dua kali lomba. Selebihnya kalah semua.

Malah pernah sewaktu ikut lomba nulis tentang bahasa Indonesia, artikel yang saya lombakan dilabel Headline oleh admin. Waktu itu rasanya duit jutaan sudah di tangan. Eh, pas diumumkan, nama nama saya tidak keluar. Biar nyeseg (pakai “g”), tapi yang penting hatinya.

Kalau kalah lomba sudah biasa, tapi untuk lomba nulis yang diselenggarakan Metro TV dan PT Newmont ini kerasa mangkelnya. Ini link pengumuman lombanya.

Coba perhatikan persyaratan lomba poin 4. Di situ jelas-jelas tertulis, 4. Buat karya tulis sebanyak 1.000-1.500 karakter bertema "Tambang dan Pengelolaan Lingkungan." Tulisan harus merupakan karya tulis sendiri dan orisinal.

Karena adanya persyaratan jumlah karakter tersebut, maka pada 20 Januari 2016 pukul 16:05:10 saya pun menayangkan “Sulap Lahan Bekas Pertambangan Jadi Ladang Minyak, Dua Nilai Tambah Disabet” dengan jumlah karakter termasuk spasi 1.487. Artile itu diapresiasi “PILIHAN” oleh admin, dishare 9 kali, diklik sebanyak 634, dikomentari sebanyak 35, dan jumlah nilai: 24.

Sebenarnya menulis dengan persyaratan yang membatasi jumlah karakter bukan hal yang mudah. Buktinya, selama 2 hari saya harus memeras jumlah artikel dari yang sebelumnya berjumlah 1,800-an menjadi di bawah 1,500 karakter. Persoalan yang paling utama, bagaimana menghasilkan sebuah ide yang ditulis secara padat merayap dengan jumlah karakter maksimal 1.500, tetapi masih memegang teguh EYD.

Sebagai gambaran, awalnya event “Andai Aku Admin” itu disyaratkan 1.500 karakter. Kebetulan, saya yang mengusulkan syarat tersebut. Buktinya hampir semua teman protes. Ada yang bilang terlalu sedikit. Ada yang bertanya karena heran, “1.500 itu jumlah karakter atau kata?”. Tidak sedikit yang menolak dengan alasan bla bla bla. Pokoknya, bla.

Saya mensyaratkan jumlah 1.500 karakter bukan apa-apa. Lihat saja komentar Mike Reyssent di artikel “Sulap Lahan Bekas Pertambangan Jadi Ladang Minyak, Dua Nilai Tambah Disabet”. Begini katanya, “Jiahhhhh.. Baru mau baca udah langsung abis? hahahaa....” Belum lagi komentar dari Jati Kumoro, “Tiwas moco serius banget, eh tulisannya seuprit .... hahahaha. Ngaktual Dab, ide yang cemerlang seperti sinar pagi hari yang cerah .... komen gaya Pasingsingan Anggara ... hehehe.”

Sore 4 Februari 2016 (diundur dari tanggal 1 Februari menjad 3 Februari 16) saya membaca nama-nama pemenang lomba. Ternyata nama saya tidak ada di situ. Sontak rasa kecewa merambati urat nadi. Mata berkunang-kunang. Kepala nyut-nyutan. Jantung berdebar. Sulit makan. Sulit tidiur. Untungnya, tidak mengalami tanda-tanda keracunan sianida. Padahal waktu saya harus menjaga kewaspadaan karena ada niat jahat dari sebagian teman yang mau bikin event “Gasa Mau Nikah”.

Seperti biasanya, saya mengklik tulisan-tulisan yang diumumkan sebagai pemenang. Begitu laman yang saya klik terbuka, waduh ... ternyata jumlah karakter tulisan pemenang sederet rumbet sepanjang jalan kenangan. Jauuuuuuhhhh melebihi 1.500 karakter seperti yang disyaratkan.

Nafas saya mulai memburu. Satu persatu saya klik artikel pemenang secara acak, Ternyata, nafas saya tambah memburu, deru nafas memacu, semuanya melebihi 1.500 karakter.

(Nama-nama pemenang ada di sini)

Langsung saja saya mau protes keras sekeras-kerasnya protes. Saya buka akun FB milik Newmont 

Ternyata, di sana saya melihat banyak juga yang kecewa dengan keputusan dewan juri yang mulia serta dimuliakan tersebut. Jadi, saya bukan satu-satunya peserta lomba yang merasa dikecewakan. Saya makin kecewa karena melihat admin FB Newmont tidak menjelaskan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan lewat akunnya. Karenanya saya memutuskan untuk menuliskan artikel ini.

Sepintas terpikir, apa mungkin arti “karakter” bagi Metro TV dan Newmont berbeda dengan yang selama ini diketahui masyarakat Indonesia. Kalau menurut http://kbbi.web.id/karakter, karakter artinya 1 tabiat; sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain; watak; 2 Komp huruf, angka, ruang, simbol khusus yang dapat dimunculkan pada layar dengan papan ketik. Dari situs itu jelas jika karakter adalah huruf, angka, ruang (spasi), dan simbol khusus. Jika dalam persyaratan lomba tertera 1 artikel berjumlah karakter 1.000 -1.500, artinya dala 1 artikel jumlah keseluruhan huruf, angka, ruang, dan simbol khusus harus antara 1.000 sampai 1.500.

Kalau Metro TV dan Newmont memiliki arti kata yang berbeda dari yang diketahui dan dipahami masyarakat, artinya masyarakat harus lebih teliti setiap mendengar, membaca, atau apapun yang disampaikan oleh keduanya. Untuk Metro TV, misalnya, setiap kali stasiun TV ini menayangkan beritanya, masyarakat jangan sekali-kali menerima begitu saja. Sebab arti kata yang diberitakan Metro TV berbeda jauh dari yang telah disepakati oleh bangsa Indonesia.

Pikiran saya sederhana saja. Metro TV dan Newmont menggelar lomba menulis. Keduanya menentukan berbagai persyaratan yang harus ditaati oleh peserta. Salah satunya jumlah karakter antara 1.000-1.500 per tulisannya. Tetapi, ketentuan yang disyaratkan tersebut justru dilanggar sendiri oleh penetap persyaratannya, yaitu Metro TV dan Newmont.

Nah, kalau persyaratan yang dibuat sendiri saja, yang tentunya sesuai dengan keinginan sendiri dan kemampuan sendiri, dengan seenaknya dilanggar, bagaimana Metro TV dan Newmont menaati aturan-aturan yang ditetapkan oleh pihak lain, misalnya UU, Perda, dan lainnya.

Dan patut diingat, sampai tulisan ini ditayangkan belum ada klarifikasi dari panitia lomba. Di mana tanggung jawab moral Metro TV dan Newmont? Apakah mau lepas tangan begitu saja? .

Bagi saya sederhana saja. Karena saya menganggap Metro TV dan Newmont tidak bertanggung jawab dengan mengabaikan pertanyaan terkait persyaratan lomba, maka dengan ini saya menggambil alih tanggung jawab moral itu dengan menyatakan kepada khalayak luas untuk berhati-hati kepada keduanya jika suatu saat nanti keduanya mengadakan lomba.

 

Salam Yang Penting Hatinya.

Sumber gambar: foto layar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun