“Sampeyan tahu, berapa lama kita duduk di sini?”
Sambil memandangi jarum-jarum jam dinding Satria menjawab santai, “Hampir ... sekitar ... ira-kira dua jam lebih.”
“Tepat dua jam lebih kita di sini ngobrol-ngobrol bertiga.”
“Terus anehnya di mana/’
“Selama lebih dari dua jam HP punya Natsir itu tidak terdengar suara panggilan telepon, SMS masuk, atau lainnya.”
“Yes, highly.”
“Sampeyan tidak curiga?” Rizal semakin jengkel.
Satria menggeleng. “Tidak.”
Mata Rizal menajam menatap Satria yang duduk tepat di hadapannya. “Aku curiga HP itu dipake untuk merekam obrolan kita tadi.”
“Masa.” Mata Satria membelalak. “Tahu begitu tadi kumerdu-merdukan suaraku semerdu-merdunya.”
Sambil menepuk jidatnya Rizal bangkit berdiri. “Kita kejar dia, sekarang!”