Saya bingung dengan kelakuan para gegeden atau penggede atau orang besar di negeri ini. Bayangkan, sekitar tiga minggu yang lalu beredar foto Gayus Tambunan yang sedang nongkrong di restoran masakan Manado yang sedang sepi, eh para penggede itu malah berancang-ancang mau bikin gebrakan yang mengampuni koruptor dan pengemplang pajak. Belakangan, agresi orang-orang besar itu makin menggila, mereka mau mengebiri KPK dengan meneken revisi UU KPK.
Pertanyaan saya sederhana saja, apa orang-orang terhormat itu tidak meresa dikepret dengan beredarnya foto selfie dengan berlatar belakang Gayus yang sedang menyetir mobil yang diduga kuat milik salah seorang dari teman Gayus yang nampak pada foto yang beredar pertama?
Oke begini saja. Sebelum orang-orang besar, siapa pun itu entah itu di legislatif, eksekutif, yudikatif, atau di tempat lainnya, meneken aturan-aturan pro-korupsi, saya mau memutar ulang ingatan kita pada kasus Gayus Tambunan.
Kenapa Gayus Tambunan? Karena di situ bercokol mafia pajak, mafia hukum, politisi hitam, dan mungkin masih banyak lainnya. Dan setahu saya, Gayus cuma cecoro yang berkeliaran di dalam jejaring laba-laba yang sangat luar biasa besarnya. Seperti yang sering saya bilang, Gayus cuma pemain figuran, pemain utamanya justru bermain di balik layar.
Banyak yang bilang kalau pendapat saya tentang Gayus yang cuma pemain figuran itu karena terdorong pertemanan saya dengan akun Pakde Kartono di Kompasiana dan tujuannya untuk mengecilkan kasus Gayus. Gayus memang koruptor kakap, tentu saja bagi sebagian orang. Tetapi bagi sebagian orang lainnya Gayus tetap teri.
Ini kata Susno Duadji yang dicatut dari http://news.detik.com/berita/1330363/susno-gayus-kecil-bila-sutradara-tertangkap-semua-terjawab
"Gayus itu kecil. Jangan terbuai oleh Gayus. Kalau sutradaranya tertangkap baru semuanya akan terjawab," ujar mantan Kabareskrim Komjen Pol Susno Duadji di Doekoen Cafe, Pancoran, Jakarta Selatan, Kamis (1\/4\/2010).
Susno menolak menyebutkan sutradara itu. "Kalau saya (sebutkan), nanti kena pencemaran kode etik," kilahnya.
Susno mengatakan, sutradara dari rekayasa kasus ini masih belum ketemu. Gayus berada di posisi paling bawah. Di atas Gayus masih ada kepala seksi, direktur, dirjen, hingga menteri..
"Decision maker bukan ada di tangan Gayus. Jangan saya (yang membuka informasi). Nanti kena pelanggara kode etik," ungkapnya.
Ini kata Kabareskrim (waktu itu) Komjen Pol Ito Sumardi yang mengatakan bahwa ada orang besar di balik Gayus. Ito menyebut beking Gayus seorang pengusaha kaya.
"Bukan, orang biasa. Ada pengusaha, orang kaya," ujar Ito saat dihubungi wartawan.
http://news.detik.com/berita/1544414/pengacara-tak-tahu-siapa-pengusaha-kaya-yang-bekingi-gayus
Ini kata Adnan Buyung Nasution, mantan pengacara Gayus.
Adnan Buyung menuding adanya rekayasa untuk membentuk opini bahwa Gayus adalah penjahat kakap sehingga mengaburkan peran mafia hukum dan mafia pajak yang sesungguhnya.
http://antikorupsi.info/id/content/putusan-hakim-mengejutkan
Dan, ini kata SBY lewat Ketua Satgas Pemberantasan Mafia Hukum Kuntoro Mangkusubroto. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, kata Kuntoro, mengapresiasi kinerja Satgas. Namun SBY berharap ada 'big fish' atau penjahat pajak kelas kakap yang juga segera ditangkap.
"Beliau mengharapkan dalam waktu ke depan ini dapat lagi diperoleh.. istilah beliau 'big fish'," kata Ketua Satgas Kuntoro Mangkusubroto usai bertemu dengan Presiden SBY di Kantor Presiden, Jl Veteran, Jakarta, Selasa (6\/4\/2010).
http://news.detik.com/berita/1333167/sby-minta-big-fish-mafia-pajak-segera-diciduk
Kalah ada yang menganggap Gayus adalah penjahat kakap, kembali simak pernyataan Buyung yang mengutarakan ada rekayasa untuk membentuk opini bahwa Gayus adalah penjahat kakap sehingga mengaburkan peran mafia hukum dan mafia pajak yang sesungguhnya
Gara-gara besarnya big fish dalam kasus ini, sampai-sampai Adnan Buyung menyatakan ketidakpercayaannya kepada semua institusi penegak hukum.
"Jadi siapa yang bisa dipercaya, apakah polisi bisa dipercaya, apakah Kejaksaan bisa dipercaya, apakah KPK bisa dipercaya. Kalau saya tidak percaya mereka semua," tegas Buyung.
"Jadi menurut saya, Satgas, Kepolisan, Kejaksaan semuanya kotor. Semuanya rekayasa, enggak ada kebenaran sejati. Kita masyarakat dibohongin semuanya, kita ditipu. Baik penyidik maupun penuntut sama saja, Satgas juga ikut terlibat," tandasnya.
http://news.detik.com/berita/1550157/buyung-gayus-akan-terus-melawan-untuk-membongkar-mafia
Namun demikian, Buyung masih mengungkapkan opimismenya.
Tapi saya tidak putus asa, saya masih berusaha membuka satu demi satu. Mudah-mudahan hakimnya terbuka mau mencari kebenaran sejati, jaksanya pun begitu.
http://news.detik.com/berita/1497090/buyung-kasus-mafia-pajak-gayus-sudah-dibonsai
Sengaja kalimat “saya masih berusaha membuka satu demi satu” saya tebali, karena “satu demi satu” yang diharapkan Buyung sudah terungkap. Setidaknya, lewat dua foto Gayus tersebut. Satu-demi satu lainnya nanti dikesempatan berikutnya.
Ki Gatot Swandito
Kepala Regu Pasukan Telik Sandi Mataram
Wilayah Tanah Perdikan Menoreh
Sumber ilustrasi http://brooksykes.tumblr.com/post/6050681964/xfiles
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H