Mohon tunggu...
Gatot Swandito
Gatot Swandito Mohon Tunggu... Administrasi - Gatot Swandito

Yang kutahu aku tidak tahu apa-apa Email: gatotswandito@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Masih Mikir Gayus Koruptor Kakap?

11 Oktober 2015   14:53 Diperbarui: 11 Oktober 2015   15:42 1931
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Saya bingung dengan kelakuan para gegeden atau penggede atau orang besar di negeri ini. Bayangkan, sekitar tiga minggu yang lalu beredar foto Gayus Tambunan yang sedang nongkrong di restoran masakan Manado yang sedang sepi, eh para penggede itu malah berancang-ancang mau bikin gebrakan yang mengampuni koruptor dan pengemplang pajak. Belakangan, agresi orang-orang besar itu makin menggila, mereka mau mengebiri KPK dengan meneken revisi UU KPK.

Pertanyaan saya sederhana saja, apa orang-orang terhormat itu tidak meresa dikepret dengan beredarnya foto selfie dengan berlatar belakang Gayus yang sedang menyetir mobil yang diduga kuat milik salah seorang dari teman Gayus yang nampak pada foto yang beredar pertama?

Oke begini saja. Sebelum orang-orang besar, siapa pun itu entah itu di legislatif, eksekutif, yudikatif, atau di tempat lainnya, meneken aturan-aturan pro-korupsi, saya mau memutar ulang ingatan kita pada kasus Gayus Tambunan.

Kenapa Gayus Tambunan? Karena di situ bercokol mafia pajak, mafia hukum, politisi hitam, dan mungkin masih banyak lainnya. Dan setahu saya, Gayus cuma cecoro yang berkeliaran di dalam jejaring laba-laba yang sangat luar biasa besarnya. Seperti yang sering saya bilang, Gayus cuma pemain figuran, pemain utamanya justru bermain di balik layar.

Banyak yang bilang kalau pendapat saya tentang Gayus yang cuma pemain figuran itu karena terdorong pertemanan saya dengan akun Pakde Kartono di Kompasiana dan tujuannya untuk mengecilkan kasus Gayus. Gayus memang koruptor kakap, tentu saja bagi sebagian orang. Tetapi bagi sebagian orang lainnya Gayus tetap teri.

Ini kata Susno Duadji yang dicatut dari http://news.detik.com/berita/1330363/susno-gayus-kecil-bila-sutradara-tertangkap-semua-terjawab

"Gayus itu kecil. Jangan terbuai oleh Gayus. Kalau sutradaranya tertangkap baru semuanya akan terjawab," ujar mantan Kabareskrim Komjen Pol Susno Duadji di Doekoen Cafe, Pancoran, Jakarta Selatan, Kamis (1\/4\/2010).

Susno menolak menyebutkan sutradara itu. "Kalau saya (sebutkan), nanti kena pencemaran kode etik," kilahnya.

Susno mengatakan, sutradara dari rekayasa kasus ini masih belum ketemu. Gayus berada di posisi paling bawah. Di atas Gayus masih ada kepala seksi, direktur, dirjen, hingga menteri..

"Decision maker bukan ada di tangan Gayus. Jangan saya (yang membuka informasi). Nanti kena pelanggara kode etik," ungkapnya.

Ini kata Kabareskrim (waktu itu) Komjen Pol Ito Sumardi yang mengatakan bahwa ada orang besar di  balik Gayus. Ito menyebut beking Gayus seorang pengusaha kaya.

"Bukan, orang biasa. Ada pengusaha, orang kaya," ujar Ito saat dihubungi wartawan.

http://news.detik.com/berita/1544414/pengacara-tak-tahu-siapa-pengusaha-kaya-yang-bekingi-gayus

Ini kata Adnan Buyung Nasution, mantan pengacara Gayus.

Adnan Buyung menuding adanya rekayasa untuk membentuk opini bahwa Gayus adalah penjahat kakap sehingga mengaburkan peran mafia hukum dan mafia pajak yang sesungguhnya.

http://antikorupsi.info/id/content/putusan-hakim-mengejutkan

Dan, ini kata SBY lewat Ketua Satgas Pemberantasan Mafia Hukum Kuntoro Mangkusubroto. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, kata Kuntoro, mengapresiasi kinerja Satgas. Namun SBY berharap ada 'big fish' atau penjahat pajak kelas kakap yang juga segera ditangkap.

"Beliau mengharapkan dalam waktu ke depan ini dapat lagi diperoleh.. istilah beliau 'big fish'," kata Ketua Satgas Kuntoro Mangkusubroto usai bertemu dengan Presiden SBY di Kantor Presiden, Jl Veteran, Jakarta, Selasa (6\/4\/2010).

http://news.detik.com/berita/1333167/sby-minta-big-fish-mafia-pajak-segera-diciduk

Kalah ada yang menganggap Gayus adalah penjahat kakap, kembali simak pernyataan Buyung yang mengutarakan ada rekayasa untuk membentuk opini bahwa Gayus adalah penjahat kakap sehingga mengaburkan peran mafia hukum dan mafia pajak yang sesungguhnya

Gara-gara besarnya big fish dalam kasus ini, sampai-sampai Adnan Buyung menyatakan ketidakpercayaannya kepada semua institusi penegak hukum.

"Jadi siapa yang bisa dipercaya, apakah polisi bisa dipercaya, apakah Kejaksaan bisa dipercaya, apakah KPK bisa dipercaya. Kalau saya tidak percaya mereka semua," tegas Buyung.

"Jadi menurut saya, Satgas, Kepolisan, Kejaksaan semuanya kotor. Semuanya rekayasa, enggak ada kebenaran sejati. Kita masyarakat dibohongin semuanya, kita ditipu. Baik penyidik maupun penuntut sama saja, Satgas juga ikut terlibat," tandasnya.

http://news.detik.com/berita/1550157/buyung-gayus-akan-terus-melawan-untuk-membongkar-mafia

Namun demikian, Buyung masih mengungkapkan opimismenya.

Tapi saya tidak putus asa, saya masih berusaha membuka satu demi satu. Mudah-mudahan hakimnya terbuka mau mencari kebenaran sejati, jaksanya pun begitu.

http://news.detik.com/berita/1497090/buyung-kasus-mafia-pajak-gayus-sudah-dibonsai

Sengaja kalimat “saya masih berusaha membuka satu demi satu” saya tebali, karena “satu demi satu” yang diharapkan Buyung sudah terungkap. Setidaknya, lewat dua foto Gayus tersebut. Satu-demi satu lainnya nanti dikesempatan berikutnya.

 

Ki Gatot Swandito

Kepala Regu Pasukan Telik Sandi Mataram

Wilayah Tanah Perdikan Menoreh

Sumber ilustrasi http://brooksykes.tumblr.com/post/6050681964/xfiles

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun