Mohon tunggu...
Gatot Swandito
Gatot Swandito Mohon Tunggu... Administrasi - Gatot Swandito

Yang kutahu aku tidak tahu apa-apa Email: gatotswandito@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Wow, Zombie PKI Gentayangan

19 Agustus 2015   09:11 Diperbarui: 19 Agustus 2015   09:35 708
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wow, PKI comeback! Lebih “wow” lagi mudik PKI ini pas banget jelang HUT RI ke 70. Hebatnya lagi, bangkitnya zombie PKI ini terang-terangan, bahkan ikut karnaval.

Membaca berita seputar kemunculan partai yang sudah lama menghilang karena dilarang ini, pertanyaannya cuma satu, beneran itu PKI? Kalau benar, kok berani sekali, atau bahkan kelewat nekad.

Coba deh kita pajang atribut PKI di depan rumah. Tidak perlu besar-besar, cukup stiker seukuran bungkus rokok saja. Lalu perhatikan bagaimana reaksi keluarga kita, tetangga kita, atau orang yang berkunjung ke rumah kita. Bisa-bisa keluarga kita sewot-sewot gara-gara stiker PKI dipasang di kaca depan rumah. Bisa-bisa tetangga kita langsung ngiprit gara-gara ketakutan dikaitkan dengan PKI. Bisa-bisa orang yang mengunjungi rumah kita langsung balik badan.

Menjadi PKI atau keluarga mantan PKI itu bukan perkara mudah. Coba deh tanya ke orang-orang yang dulu dicap PKI. Dulu, di tahun 1966, tetangga saya dipecat dari (sekarang) PT Kereta Api Indonesia. Gara-garanya sepele, tetangga saya itu menggantungkan kalender yang dibagikan kader PKI. Di RW saya saja, paling tidak ada 2 orang yang di-PHK pada tahun itu hanya karena dikaitkan dengan PKI.

Jadi, kalau ada yang terang-terangan mengaku, apalagi bangga sebagai PKI atau anak PKI, bisa jadi orang itu sudah benar-benar bermental baja, sudah tidak mau peduli lagi apa kata orang, sudah frustasi, atau sudah gila.

Masih ingat dengan Partai Rakyat Demokratik (PRD) pimpinan Budiman Sujatmiko yang ikut pemilu 1999. Berapa banyak suara yang didapat PRD yang diidentikan dengan PKI ini? Cuma dapat 78.730 suara atau 0,07 %. Lha, bagaimana mau dapat suara banyak wong pasang bendera partainya saja kadernya takut-takut.

Tapi, kan itu tahun 1999, sekarang kan 2015. Justru itu, pas era euforia-euforia-an saja PRD gagal, apalagi sekarang. Buktinya, setelah pemilu 1999, PRD tidak pernah lagi ikutan lagi..Sekarang pikir, kalau PRD yang sekadar diidentikan dengan PKI saja tidak dilirik, apalagi dengan yang benar-benar PKI.

Apa komunis bisa comeback? Tentu saja bisa. Tapi caranya pasti tidak mungkin dengan mendirikan partai lalu muncul dengan segala atributnya. Kaum komunis bisa melakukan penyusupan ke berbagai partai tanpa menonjolkan kekomunisannya. Partai mana saja bisa, termasuk partai yang mengaku paling anti komunis.

Kemarin ramai diberitakan soal keikutsertaan peserta parade di Pamekasan, Madura yang membawa-bawa atribut PKI yang disusul dengan penampakan simbol palu arit di Universitas Jember. Kemunculan simbol PKI pada parade di Pamekasan terbilang kelewat nekad. Pada parade itu, dengan terang-terangan peserta parade menenteng-nenteng simbol PKI beserta tokoh-tokohnya.

Kalau dipikir, PKI tidak mungkin muncul dengan cara gegabah seperti itu, Kesannya PKI sedang menantang. Bandingkan, dalam pertemuan keluarga mantan anggota PKI saja  simbol PKI tidak pernah dipertontonkan. Kok, di Pamekasan malah dipamer-pamerkan secara provokatif? Jadi, bisa dibilang, kemunculan simbol PKI di Pamekasan sangat janggal.

Ada apa?

Jokowi selalu dikait-kaitkan dengan PKI oleh para pembencinya, terutama dari partai Islam yang mengaku paling islami itu. Katanya, bapak dari Jokowi adalah anggota PKI. Malah bukan hanya Jokowi dan keluarganya yang dikaitkan dengan PKI, tetapi juga warga Solo yang disebut sebagai kandang PKI. Jadi, ada upaya untuk menguatkan opini bila Jokowi berpaham komunis.

Opini peng-PKI-an Jokowi ini dikentalkan lagi dengan terus disorotinya kedekatan Indonesia di bawah kepemimpinan Jokowi dengan Tiongkok yang dikuasai Partai Komunis China. Di berbagai situs dengan mudah bisa didapati berita-berita pelintiran tentang keberadaan TKA asal China, yang diberitakan jumlahnya semakin meningkat sejak Jokowi memimpin.

Kemudian sejak hampir sebulan lalu beredar kabar tentang “bocornya” pidato kenegaraan Presiden Jokowi yang akan meminta maaf kepada keluarga PKI. Dan, meski baru rumor, sejak sebulan lalu beberapa tokoh banyak sudah melancarkan kecamannya.

Di tengah kecaman terhadap Jokowi terkait rumor di atas beredar foto bendera PKI yang dipasang di jembatan di sebuah jalan di Salatiga. Ternyata, foto tersebut (diduga) hoax. Di dunia maya, foto PKI (hoax) ini langsung dikaitkan dengan Jokowi. “Cuma di masa Jokowi, PKI berani” begitu rata-rata komentar netizen. Hal yang sama pun terjadi pasca “penampakan” simbol PKI di Pamekasan. “Cuma di masa Jokowi” kembali jadi komentar yang nge-hits.

Jadi, bisa dikatakan, “penampakan” atribut PKI terkait dengan upaya pengentalan opini Jokowi sebagai komunis. Tujuannya adalah menimbulkan atau menguatkan kebencian rakyat kepada presiden. Sekarang mari bermain logika saja. Kalau memang Jokowi adalah komunis dan komunis diuntungkan oleh kepemimpinan Jokowi, buat apa PKI muncul secara provokatif.yang justru menimbulkan resistensi.

Makanya, sewaktu melihat video pidato Habib Rizieq sewaktu Parade Tauhid (lucu ya, tauhid kok diparadekan) saya tertawa saja. Dari situ terlihat bagaimana Habib FPI ini memaki-maki Presiden Jokowi yang disebutnya dengan Jokodok (Jadi yang terbaca tauhid itu artinya memaki-maki orang dengan menyebutnya dengan nama binatang) yang menurut pikirnnya memberi angin kepada bangkitnya PKI.

Selain PKI dan China, sekarang ini ada pihak-pihak (orangnya itu-itu juga, kelompoknya itu itu juga, kalau partai, partainya juga itu itu juga) yang getol membangun teror tentang ancaman Syiah. Katanya, Syiah akan melancarkan revolusi pada 2018. Hebat juga ya Syiah Indonesia. Hanya dengan penganut yang jumlahnya berkisar 2-3 jutaan (kalau tidak salah) penganut Syiah di Indonesia bisa melakukan kudeta yang artinya harus lebih dulu berhadapan dengan kekuatan bersenjata TNI-Polri yang jumlahnya sekitar 10 % dari jumlah penganut Syiah. Memangnya penganut Syiah di Indonesia mau diganyang!

Buat saya adanya ancaman PKI, Syiah, dan lainnya itu cuma khayalan yang dikoar-koarkan seolah ancaman itu nyata. Kemudian, ancaman itu dibuat lebih seram dengan menyebut umat Islam di Indonesia sedang didzolimi. Teror opini ini terus disebarkan dalam berbagai forum. Lucunya, ini benar-benar lucu, para pelakunya yang pada Pilpres 2014 mendukung capres yang kalah.

https://fanart.tv/artist/72de01b4-59ea-45d2-9975-6239ce031072/gorky-park/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun