Mohon tunggu...
Gatot Swandito
Gatot Swandito Mohon Tunggu... Administrasi - Gatot Swandito

Yang kutahu aku tidak tahu apa-apa Email: gatotswandito@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Prof. Winters Benar, Jokowi Memang Presiden Terlemah

25 Juli 2015   16:29 Diperbarui: 25 Juli 2015   16:35 9149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baik Jokowi, SBY, maupun presiden-presiden lainnya pasti sadar penggunaan hak prerogatif secara mutlak justru akan kontraproduktif dengan keputusannya. Karena percuma saja presiden memutuskan kebijakan yang sangat pro rakyat sekali pun jika kebijakan tersebut ditolak oleh orang di sekitarnya. Dan, Jokowi dengan posisi yang dimilikinya pastinya telah berhitung banyak sebelum menggunakan hak prerogatifnya.

Sebagai presiden Jokowi pastinya melihat kelemahan-kelemahan yang dimilikinya. Karenanya ia harus sanggup menutupinya, salah satunya adalah dengan bermanuver politik. Sayangnya tidak semua manuver ini diketahui oleh publik. Publik tidak tahu manuver yang dilakukan Jokowi untuk meredam isu pemakzulan yang terus dilontarkan DPR terkait pencalonan BG sebagai Kapolri. Yang publik ketahui hanya masalah itu sudah selesai.

Yang menarik dari pernyataan Winters adalah tentang beberapa investor asing yang keberatan dengan gagasan nasionalisme Jokowi yang membuat investasi asing menjadi sulit di Indonesia. Tidak jelas lontaran pernyataan Winters ini terkait invetasi apa. Apakah terkait hambatan yang dialami Freeport untuk memperpanjang masa kontraknya, atau bisa juga soal persyaratan yang harus dipenuhi investor asing jika ingin menanamkan modalnya di Indonesia.

Bagi Winters, dan mungkin bagi banyak koleganya di Amerika, Jokowi menjadi presiden yang terlalu lemah berada dalam genggaman Amerika pasti sudah menilai gelagat ini sebelum Jokowi dicapreskan. Tidak seperti capres lainnya, Jokowi tidak memandang Amerika lebih tinggi ketimbang negara lainnya. Saat masa pilpres, bahkan sebelumnya, Jokowi mendatangi semua dubes dari berbagai negara. Hal ini berbeda dengan Amien Rais, SBY dan juga Prabowo.

Setahun sebelum Pilpres 2004, SBY memberi isyarat mendukung AS dengan mengatakan "I Love United States with all its faults. I consider it my second country". Sementara pesaing SBY, Amien Rais mengaku mendapat tawaran dana dari Paul Wolfowitz. Demikian juga dengan Prabowo. Lewat adik kandungnya Hashim Djojohadikusumo, Prabowo menyampaikan visi misi Prabowo dan Gerindra dalam acara acara USINDO Washington Special Open Forum Luncheon. Dalam pertemuan di USINDO Hashim dengan tegas mengatakan jika menjadi presiden, Prabowo tidak anti asing. Menurut Hashim, Prabowo adalah seorang capres yang pro-Amerika Serikat.

Sudah lemah dalam genggaman Amerika, Jokowi malah terkesan mendekatkan Indonesia ke China. Apalagi kedekatan itu diperlihatkan Jokowi ketika Amerika tengah menyoroti wilayah Asia Pasifik, terutama laut China Selatan. Jadi wajar saja kalau Amerika panas dingin dengan sikap Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi ini.  

Kalau soal ekonomi yang melesu, memang demikian adanya. Nilai rupiah terus melorot terhadap Dollar AS. Namun demikian di tengah kelesuan ekonomi ini, menurut BPS, neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus pada Juni 2015, kali ini sebesar US$ 477 juta. Memang angka tersebut lebih rendah dari surplus bulan sebelumnya yang mencapai US$ 1,08 miliar. Tetapi, secara kumulatif, surplus neraca perdagangan Indonesia meningkat signifikan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya (2014) yang (bahkan) defisir US$ 1,15 miliar. Jadi, selain lemah dalam genggaman Amerika, Jokowi jpun “melemahkan” Indonesia sebagai negara defisit neraca perdagangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun