Mohon tunggu...
Gatot Swandito
Gatot Swandito Mohon Tunggu... Administrasi - Gatot Swandito

Yang kutahu aku tidak tahu apa-apa Email: gatotswandito@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Stop Tuding Ustadz Tif Cabul

19 Maret 2014   02:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:46 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jangan pernah kita memvonis seseorang dengan sebutan cabul, kepada siapa saja, termasuk kepada Ustadz Tifatul Sembiring, kader terbaik PKS yang kini menjabat menkominfo.
Kenapa?

Sebab ukuran kecabulan berbeda satu orang dengan orang yang lain, satu kelompok sosial dengan kelompok sosial yang lain. Bagi sebagian dari kita mem-follow akun porno dinilai sebagai perbuatan cabul. Tapi, mungkin, bagi ukuran Ustadz Tif dan PKS hal itu belum masuk kriteria cabul.

Teman-teman Kompasaner tentu masih banyak yang ingat ketika ada akun pendukung PKS yang menggunakan PP bergambar foto gadis cantik. Ketika ada yang menelusuri, ternyata foto tersebut dicomot dari situs porno. Pertanyaannya, apakah pemilik akun pendukung PKS itu cabul? Belum tentu, ingat standar kecabulan berbeda-beda.

Toh, sekalipun pemilik akun pendukung PKS itu membuka situs porno tersebut, belum tentu ia mengklik konten-konten porno yang ada, entah itu cerita cabul ataupun vidio mesum. Jika pun pemilik akun pendukung PKS tersebut membukanya, toh belum tentu pemilik akun pendukung PKS tersebut melakukan perbuatan yang oleh masyarakat disebut cabul. Misalnya, mendatangi panti pijat plus-plus seperti yang dilakukan kader terbaik PKS Ustadz Zulhamli Alhamid yang digerebeg polisi Kota Jambi saat tengah indehoy.

Lagi pula, kita pun tidak bisa menuding Ustadz Zulhamli sebagai pezina. Mungkin saja yang dilakukan Ustadz Zulhamli itu bagian dari jihad, sebagaimana yang dilakukan oleh duet maut PKS Ustadz Luthfi Hasan Ishaaq dan Ustadz Ahmad Fathanah. Bukankah hal ini terungkap dari SMS yang dikirim Ustad Fathanah kepada penyandang dana seks bebasnya Ustadz LHI.

Berdamailah dengan perbedaan. Jangan perbedaan dalam penilaian membuat kita saling bermusuhan. Karenanya saya tidak pernah menganggap hardikan kader terbaik PKS Ustadz Fahri Hamzah yang mengusir petugas KPK dengan kata Anji**g sebagai perbuatan tidak sopan. Saya pun menyesal kenapa TV One harus menyessor kata Anj**g yang diulangi Ustad Fahri dalam program dialog. Bagi sebagian masyarakat Indonesia kata Anj**g sangat tidak sopan, tapi bisa jadi bagi lingkungan partai PKS kata tersebut di bawah batas kesantunan.

Selain itu, kita masih sama-sama ingat bagaimana kader terbaik PKS Ustadz Arifinto tertangkap kamera tengah duduk melonjor sambil menikmati adegan film porno di gedung rakyat saat wakil rakyat lainnya tengah memutar otak memikirkan masalah rakyat. Mungkin bagi sebaian masyarakat Indonesia hal itu tidak baik, tapi bisa jadi bagi lingkungan partai tempat Ustadz Arifinto berkiprah hal tersebut normal-normal saja.

Marilah kita sama-sama menghargai keberagaman nilai-nilai sosial yang dianut.Jangn sekali-kali menganggap nilai-nilai yang kita anut lebih tinggi dari kelompok sosial lainnya.
Marilah berdamai dengan perbedaan. Dan, jangan pernah lagi menyebut Ustadz Tif sebagai menteri cabul.

Sebelumnya saya sangat anti kepada PKS, tapi setelah mengenal Ustadz Tif dan akun yang di-follow-nya, saya menjadi simpati kepada PKS. Terima kasih Ustadz Tif.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun