Mohon tunggu...
Gatot Swandito
Gatot Swandito Mohon Tunggu... Administrasi - Gatot Swandito

Yang kutahu aku tidak tahu apa-apa Email: gatotswandito@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Lewat Video, Ical "Di-Soetrisno Bachir-kan?

24 Maret 2014   04:13 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:34 798
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1395583885103149862

[caption id="attachment_316723" align="aligncenter" width="413" caption="Dagu Ical merapat dengan leher saat minum kopi di warteg. Foto Kaskus.co.id"][/caption]

Dari video “Pulau Bulan Madu” Ical, Azis Samsuddin, dengan duo artis Zalianty terlihat beberapa “adegan” yang direkam pada tempat dan waktu yang berbeda. “Adegan-adegan” tersebut kemudian digabungkan menjadi satu file. Tidak menutup kemungkinan ada “adegan-adegan” lainnya yang masih disimpan untuk diedarkan kemudian.

Jika diperhatikan beredarnya video tersebut tidak mempengaruhi Golkar secara institusi. Video “Pulau Bulan Madu” tersebut hanya mengganggu pencapresan Ical. Lewat video “Pulau Bulan Madu” tersebut iklan-iklan pencapresan Ical yang menunjukkan kedekatannya dengan rakyat kecil serta perhatiannya pada kondisi Indonesia sontak berantakan. Dari video tersebut terlihat betapa nyamannya Ical dikelilingi dua artis cantik dalam pesawat dan juga tempat-tempat romantis lainnya. Hal yang terlihat berbeda ketika Ical memertontonkan kedekatannya dengan rakyat kebanyakan saat minum kopi di warteg. Dari foto Ical yang tengah menenggak kopi di warteg terlihat posisi dagu Ical merapat dengan lehernya. Wajarnya saat minum posisi dagu dan leher merenggang. Merapatnya dagu dengan leher menunjukkan penolakan dari dalam diri Ical pada kopi yang diminumnya. Hal yang sama ketika melihat orang yang minum jamu.

Beredarnya video tersebut di Youtube bisa dianggap sebagai pesan kepada Ical untuk menimbang kembali keinginannya untuk maju sebagai capres. Desakan kepada Ical untuk mundur dari pencapresan semakin kecang disuarakan secara terbuka oleh elit-elit Golkar. Alasan utama dari desakan tersebut adalah elektabilitas Ical yang masih di bawah 10 %. Jika Golkar masih tetap dengan rencana pencapresan Ical, sama saja dengan mengulangi kegagalannya pada pilpres 2009. Sialnya, tidak ada lagi kader Golkar yang layak jual, termasuk mantan Wapres Jusuf Kalla.

Sejak Orba sampai era reformasi Golkar selalu berada dalam lingkar kekuasaan. Golkar selalu mencari cara untuk tetap berada di pusat kekuasaan. Ada banyak cara yang pernah dilakukan Golkar untuk memertahankan kursi kekuasaannya. Pada pilpres 2004 Golkar menyebar kader-kadernya menjadi capres atau cawapres. Wiranto sebagai capres, sedang Jusuf Kalla dan Siswono Yudhuhusodo sebagai cawapres. Kemudian pada putaran kedua pilpres Golkar menyalurkan mendukungnya SBY-JK. Pada pilpres 2009, sekalipun secara resmi Golkar mengusung pasangan JK-Wiranto, namun beberapa elitnya menyeberang mendukung pasangan SBY-Boediono. Atas dukungannya tersebut Golkar mendapat jatah kursi di kebinet Indonesia Bersatu Jilid II.

Pada pilpres 2014 berbeda dengan pilpres 2009. Pilpres kali ini calon kuat presiden berasal dari PDIP, parpol yang selama 10 tahun berada di luar pemerintahan. Sedang calon kuat kedua berasal dari Gerindra yang juga selama 5 tahun berada di luar pemerintahan. Sedang dari kubu Demokrat, partai yang selama 10 tahun didukung Golkar, tidak satu pun bakal capresnya yang bisa diandalkan. Masalahnya, apakah PDIP atau Prabowo akan mengakomodasi kepentingan Golkar seperti yang diberikan SBY dengan Demokratnya?

Dengan urungnya Ical nyapres, maka Golkar pun leluasa memberikan dukungannya kepada Jokowi atau Prabowo. Karena tidak satu pun tokoh Golkar yang layak jual, maka Golkar hanya menyerahkan dukungannya saja. Namun demikian Golkar pun masih akan memainkan politik “jangan menaruh telur dalam satu ranjang”. Golkar tetap akan membagi kakinya ke dua pasang capres-cawapres.

Sekalipun selama 10 tahun berseberangan dengan PDIP, namun Golkar memiliki pengalaman berada dalam kabinet di bawah pimpinan Megawati. Selain itu sejak Pilgub DKI, hanya Ical lewat TV One yang terus menyerang Jokowi, sedang elit Golkar lainnya tidak menunjukkan sikapnya pada Jokowi. Inilah kematangan komunikasi politik Golkar dibanding Demokrat dan PKS. Dukungan Golkar pada PDIP pun bisa menyulitkan langkah Prabowo dalam memenuhi syarat presidential threshold. Prabowo mau tidak mau harus mengais-ngais dukungan parpol-parpol lainnya untuk mencapai syarat 20 % suara gabungan parpol.

Sedang bagi Golkar pun Prabowo bukan orang baru. Prabowo seorang prajurut aktif ketika masa Orba yang tentu saja mendukung Golkar. Selain itu Prabowo pun pernah mengikuti konvensi capres Golkar pada 2004.; Bagi Prabowo sendiri dukungan Golkar akan sangat berarti untuk melaju ke pipres 2014. Masalah Prabowo bagi Golkar adalah beban masa lalunya. Sebagian elit Golkar yang disuarakan Luhut Panjaitan menolak capres yang memiliki beban masa lalu. Hal ini terungkap saat Luhut hadir pada Apa Kabar Indonesia Pagi dua hari pasca kunjungan Prabowo menemui SBY di Istana.

Jika Ical urung nyapres dan Golkar mendukung Jokowi, yang tentu saja menjadi prioritas Golkar, maka kubu Ical yang dikecewakan akan memberikan dukungannya pada Prabowo. Kejadian ini mirip dengan yang dialami PAN yang saat itu diketuai Soetrisno Bachir pada 2009. Sebelum pileg PAN membiarkan Soetrisno mengampanyekan dirinya sebagai capres. Namun, jelang pileg posisi tersebut mulai diutak-atik Amien Rais. Puncaknya pada pasca pileg, PAN memberikan dukungannya pada SBY-Boediono. Sedangkan Soetrisno yang terdepak mendukung Megawati-Prabowo.

Namun, jika pinangan Golkar ditolak PDIP, maka dukungan akan dijatuhkan pada Prabowo. Jika mendukung Prabowo, maka sebagian elit Golkar akan merapat ke Jokowi. Luhut yang sejak lama mendukung Jokowi untuk dicapreskan akan menjadi tokoh penggerak dukungan Golkar pada Jokowi.

Dengan demikian siapa pun yang didukung, Golkar tetap akan mendapatkan jatah kursi kabinet.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun