Sejak kemarin ramai diberitakan nomor telepon seluler milik Jokowi yang dibagikan kepada pengungsi Sinabung ternyata milik warga Gorontalo bernama Herman Abidun. Dan sejak Jokowi membagikan nomor HP-nya, Herman sibuk menerima telepon dan membalas SMS yang diterimanya. Dan karena nomor HP itu Presiden Jokowi menjadi bulan-bulanan media khususnya media yang waktu pilpres mendukung pasangan Prabowo-Hatta. Gegara peristiwa ini ada media yang menstempeli Jokowi sebagai penipu.
Pertanyaannya, apa yang salah atau dimana yang salahnya? Kok bisa nomor ponsel yang dibagikan Jokowi ternyata nomor milik Herman? Atau, kok bisa satu nomor seluler dimiliki dua orang? Atau mungkinkah operator seluler mengeluarkan dua SIM sard dengan nomor yang sama?
Secara teknis tidak mungkin satu nomor seluler terdapat pada dua SIM card yang berbeda. Karenanya, kecil kemungkinan ada dua orang yang menggunakan satu nomor yang sama.
Dalam keseharian, kesalahan dalam soal sudah biasa. Kesalahan bisa terjadi karena salah ingat, salah ucap, salah dengar, atau salah catat. Karenanya, sudah menjadi kebiasaan bila penyebutan nomor HP dilakukan dua atau tiga kali oleh pemiliknya. Kebiasaan ini juga yang dilakukan Jokowi saat membagikan nomor HP-nya. Dari berbagai pemberitaan dikatakan Jokowi menyebut nomor HP-nya sampai tiga kali. Dan, nomor yang dibagikan Jokowi adalah 08122600960.
Ternyata 08122600960 adalah nomor yang juga dibagikan oleh Jokowi saat masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Jadi, kalau memang benar nomor ponsel milik Herman juga 08122600960 seharusnya ia telah lama mendapat kiriman SMS atau menerima telepon yang memanggilnya sebagai “Pak Jokowi”.
Dari tayangan Trans7 yang diunggah Detik TV, Tv Herman menyebut pengirim SMS mendapat nomor HP-nya dari Merdeka.com. Setelah membuka http://www.merdeka.com/peristiwa/tidak-cuma-pengungsi-pejabat-juga-catat-nomor-hp-jokowi.html, nomor seluler yang tertulis juga benar, 08122600960. Tetapi, setelah membaca salah satu komentar, ternyata seorang dengan akun Facebook Emtree Tour Gorontalo mengatakan, “Assalamualaikum wr wb. UNTUK REDAKSI MERDEKA.COM. Mohon diklarifikasi pemberitaan awal, yg mencantumkan nmor 081296007000. Skrang masyrakat uda tau itu adlah nmor Jokowi dan skrang sms n tlpon masuk uda ribuan, dan saya merasa trganggu. Mohon jngan dianggap sepele, kita liat aja nnti.” Komentar tersebut diunggah pada 3 November 2014 pukul 09.29.
Tujuh menit kemudian akun tersebut meneruskan komentarnya, “Seenaknya anda tulis brita, dan seeanknya anda gonta ganti tanpa memikirkan dampaknya. Skrang saya yg menanggungnya, sdangkan anda seenaknya saja edit berita tanpa merasa bersalah.”
[caption id="attachment_351375" align="aligncenter" width="515" caption="Komentar Emtree Tour Gorontalo di Merdeka.com"][/caption]
Dan ternyata nomor 081296007000 memang milik Herman. Jika diperhatikan antara nomor 08122600960 dan nomor 081296007000 berbeda jauh. Jadi jelas sangat tidak masuk akal bila wartawan Merdeka.com salah dengar atau salah ketik. Namun, apakah kesalahan fatal tersebut merupakan kesengajaan atau ada “sesuatu” di luar campur tangan redaksi Merdeka.com, inilah yang harus dijelaskan.
Sumber:
http://megapolitan.kompas.com/read/2013/11/28/1342412/Mau.Ngadu.ke.Jokowi.SMS.Saja.Langsung
Screenshot pada pukul 11.01 WIB dari http://www.merdeka.com/peristiwa/tidak-cuma-pengungsi-pejabat-juga-catat-nomor-hp-jokowi.html
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H