Naomi Daviola Steyanie, siswi SMK N 3 Kota Semarang, yang dikabarkan hilang  di Gunung Selamat kini sudah ditemukan dan sudah bersama ayah ibunya di jalan Kauman Baru Karangroto, Genuk, Kota Semarang, pada Selasa malam.Â
Sebelumnya, Naomi Daviola dikabarkan hilang di pendakian Gunung Slamet dan viral di media sosial. Kabar baiknya, Naomi berhasil ditemukan setelah tiga hari tersesat di gunung Slamet. Naomi ditemukan di titik jalur Gunung Malak (anak Gunung Slamet).
Naomi menceritakan, sebenarnya dia sudah bersama pendaki lainnya, di belakangnya ada dua orang. Namun entah mengapa, di pertengahan jalan Naomi seorang diri. Padahal tidak ada yang mendahului langkah Naomi sebelumnya di jalur tersebut.
Naomi kebingungan, harusnya dia turun mengikuti jalur sampai ke Plawangan tetapi yang Naomi lihat semuanya hutan. Ke mana mata melihat, yang tampak hanyalah hutan, tidak ada jalur. Minggu malam, Naomi putuskan untuk tidur di tengah jalan dengan peralatan seadanya.
Pagi Minggu, Naomi melihat seekor burung dan mengikutinya sampai turun dan naik. Naomi lakukan dengan penuh kesusahan hingga Minggu sore puku empat Naomi sudah tidak kuat dan memutuskan untuk istirahat. Naomi menuturkan, sore itu gunung sudah full kabut dan badai.
"Awalnya agak ragu  ya, ngikutin petunjuk burung. Tapi ada aja feeling nyuruh ikutin burung itu, akhirnya saya ikutin dia ke bawah saya ke bawah, dia naik saya naik. Akhirnya sampai di tengah jalan saya berhenti istirhat," beber Naomi dikutip dari wawancara Naomi di Youtube Jatengnews Tv.
Selasa Pagi, Naomi kembali putuskan jalan naik mengikuti arah burung hingga pukul 09.00 Naomi istirahat sampai pukul 10.00 siang tidak lama dari itu, sekira pukul sepuluh lewat Naomi mendengar ada orang memanggilnya. Dengan sisa tenaga yang ada, Naomi teriak sekuat tenaga agar bisa ditemukan. Beruntung, Naomi akhirnya bisa ditemukan.
Cara Naomi Bertahan Hidup
Melalui kanal Youtube Jatengnews Tv, Naomi menceritakan bagaimana bisa bertahan, Naomi menyadari ada sumber mata air di bawah. Naomi mesti turun ke bawah untuk sekadar mengambil air minum.
"Kalau kita turun ke bawah itu ada sumber mata air, jadi kita bisa minum dari situ. Kalau makannya dari roti yang kemarin saya bawa itu masih bisa saya makan dan harus diirit-irit kan, kita gak tau sampai kapan ada di sana. Bagaimana pun harus bisa bebrtahan hidup di sana," cerita Naomi. Naomi berpesan, untuk teman-teman ketika mengalami hal yang sama jangan makan asal sembarang di tuhan, sebab tidak tahu itu baik untuk tubuh atau tidak.
Selama tersesat, Naomi sempat berulang kali teriak tapi tidak terdengar oleh pendaki yang lain. Naomi juga tidak peduli dengan setan atau semacamnya, Naomi lebih takut kedinginan "lebih mikir gimana caranya biar bisa hangat, aku gak peduli soal setan-setan yang paling penting tubuhku anget," jelasnya. Â
Kini Naomi sudah berada aman dipelukan kedua orang tuanya, sungguh satu pengalaman yang berharga dan sulit dilupakan untuk Naomi. Warganet pun mengapresiasi ketangguhan mental Naomi bisa survive di tengah hutan sendirian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H