Mohon tunggu...
Gatot Winarko
Gatot Winarko Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Bola

Persebaya Mana yang Asli?

5 November 2015   15:42 Diperbarui: 5 November 2015   16:07 912
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Peristiwa ini berawal dari Jakabaring, 08/08/2010. Laga ulang antara Persik vs Persebaya yang rencananya digelar sore itu, tak terlaksana. Sebabnya adalah Persebaya sebagai tim tamu tak hadir di stadion untuk bertanding. Alasannya, sebelumnya Persebaya telah dinyatakan menang WO atas Persik karena Persik tidak mampu menggelar laga kandang di Stadion Brawijaya. Namun kemudian Komdis menyatakan laga Persik vs Persebaya akan digelar di Jakabaring, dan keputusan Persebaya menang WO 3-0 dibatalkan. Namun setelah laga tunda (juga batal) digelar, justru Persebaya yang kalah WO.

Skenario apa yang dimainkan PSSI sehingga menjadi sedemikian rumitnya? Ya, pada waktu itu posisi Persebaya, Persik dan Pelita Jaya sama-sama tidak menguntungkan. Jika kemenangan 3-0 Persebaya diakui, maka Persik dan Pelita Jaya (bersama Persitara) otomatis degradasi ke Divisi Utama (DU). Sedangkan Persebaya harus melakoni laga play off untuk menghadapi peringkat 4 DU untuk memperebutkan satu slot peserta ISL musim berikutnya.

Namun jika Persebaya yang kena WO, maka Persik dan Persebaya yang akan didegradasi, sedangkan Pelita Jaya menggeser posisi Persebaya di zona play off. Seperti yang kita ketahui, saat itu Pelita Jaya dimiliki oleh ARB, seorang pengusaha kaya raya yang juga Ketum Partai Golkar, partai dimana Nurdin Khalid, Ketum PSSI kala itu bernaung. Sangat mudah ditebak bukan alurnya?

Persebaya yang merasa didzalimi kemudian ‘keluar dari PSSI. Bersama Persema, Persibo dan klub lain, Persebaya mengikuti turnamen yang digagas Arifin Panigoro, yaitu Indonesian Premiere League (IPL). Namun kemudian, muncullah Persebaya (baru) yang berkompetisi di Divisi Utama. Kabarnya, Persebaya baru ini adalah klub Persikubar yang dibeli oleh manajemen Persebaya di bawah Gede Widiade.

Keberadaan Gede di klub Persebaya baru ini cukup mengejutkan pula. Sebelumnya Gede menjabat CEO PT Persebaya Indonesia yang kemudian disebut Persebaya 1927 yang berlaga di IPL. Gede yang sebelumnya sudah mengeluarkan uang banyak untuk keberlangsungan hidup Persebaya, tentu tak mau rugi begitu saja. Dia paham konsekuensinya jika tetap bertahan di Persebaya 1927. Hal ini karena IPL dianggap sebagai liga ilegal, tidak dibawah naungan PSSI sebagai badan tertinggi sepak bola Indonesia. Maka, Gede mendirikan PT Mita Muda Inti Berlian (MMIB) dan didaftarkan ke PSSI sebagai manajemen Persebaya yang akan berlaga di Divisi Utama.

Lompat ke peristiwa 04/11/2015, Pengadilan Negeri Surabaya menolak gugatan dari PT Persebaya Indonesia (manajemen Persebaya 1927). Dengan demikian posisi Persebaya (FC, United atau apalah nama sambungannya) semakin kuat dengan adanya kepastian hukum di atas. Lantas apakah konflik ini akan berkahir?

Memang secara legitimasi, Persebaya di bawah PT MMIB adalah yang benar. Selain di bawah naungan PSSI, Persebaya ini sekarang sudah mendapat kepastian hukum sebagai Persebaya (asli). Namun jika melihat fakta sejarah, dimana Persebaya adalah milik warga kota Surabaya dan telah menjalani proses dan perjalanan yang panjang hingga saat ini, tentu ada kekecewaan dalam benak saya.

Bagaimana sebuah hukum hanya berdasar dokumen-dokumen tanpa mempertimbangkan substansi baik dari sisi sejarah dan realita. Maka kelak hukum akan menjadi komoditas bisnis yang menggiurkan. Hukum hanyalah milik orang yang paham hukum macam pengacara, padahal tak ada upaya berarti dari pemerintah agar rakyat melek hukum. Apakah seperti ini mekanisme sebuah negara hukum?

Wahai pemilik kuasa dan dana, kenapa anda tidak mendirikan klub baru saja? Jangan rusak sejarah perjuangan Persebaya. Anda datang dengan uang anda dan kemudian merasa memiliki semuanya? PERSEBAYA TIDAK DIJUAL !! Silahkan kalau mau jadi pengelola, tapi Persebaya adalah milik warga Surabaya. Salam mBonek

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun